Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Uzbekistan (4), Mengintip Upacara Pernikahan

9 Mei 2024   10:00 Diperbarui: 9 Mei 2024   10:05 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernikahan Uzbekistan (sumber gambar: Alamy)


Upacara pernikahan yang masih berlangsung di Uzbekistan, berbeda dengan upacara pernikahan di Indonesia. Meski di Indonesia masih ada pengantin yang menjunjung tinggi keperawanan, namun tidak dilakukan secara ekstreem seperti tradisi di Uzbekistan.

Di Uzbekistan, pada hari pernikahan dua orang bibi, yang masih tergolong kerabat dekat pengantin perempuan menggelar kain putih di ranjang pengantin.

Tentunya semua orang mengetahui tujuannya apa, yaitu untuk menampung tetesan darah perawan dari pengantin perempuan.

Semalaman dua orang bibi ini menginap di rumah pengantin, sehingga pagi harinya pengantin laki-laki keluar dari kamar dengan menunjukkan kain putih dengan bercak merah kepada dua orang bibi yang sudah menunggu semalaman.

Setelah menerima kain putih itu, kedua bibi akan menyerahkan kain putih itu kepada orangtua pengantin laki-laki. Bukti bahwa keponakan perempuannya masih berstatus gadis atau perawan pada malam pertama.

Jika pasangan pengantin belum berpengalaman, sehingga belum sanggup melakukan hubungan suami isteri, maka kedua bibi akan terus menunggu hingga berhasil.

Jika pada malam pertama hubungan suami isteri tidak menghasilkan bercak merah, maka keluarga pengantin perempuan wajib mengembalikan semua beaya pesta kepada keluarga pengantin laki-laki.

Entah bagaimana nasib kaum perempuan yang kehilangan keperawanannya karena aktivitas olahraga, apakah tradisi ini tetap akan mempermalukan pihak pengantin perempuan.

Memang tradisi mempertahankan keperawanan adalah baik, namun tradisi yang terlalu kaku dapat merugikan pihak perempuan. Dan pasti akan ditentang keras oleh golongan feminis.

Bagaimana menurut sidang pembaca yang budiman?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun