Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Hoftrammm, Bersantap Sambil Keliling Den Haag

23 Maret 2024   17:11 Diperbarui: 23 Maret 2024   17:14 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IDen Haag ( sumber gambar: istockphoto.com)


Kita saat masih duduk di bangku sekolah pasti pernah belajar sejarah kebangsaan. Salah satu yang diajarkan adalah tentang berlangsungnya  Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda.

Konferensi ini berlangsung dari tanggal 23 Agustus hingga 2 September 1949 dalam upaya untuk menyelesaikan konflik antara Indonesia dan Belanda, dimana Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia.

Den Haag (dalam bahasa Belanda) atau The Hague (dalam bahasa Inggris) adalah sebuah kota di Belanda Selatan. Di kota ini terletak gedung Pemerintahan  (gemeente) dan parlemen Belanda, padahal ibukota Belanda adalah Amsterdam. Kedutaan besar asing, seperti KBRi juga terdapat di Den Haag.

Den Haag juga merupakan ibukota provinsi Zuid Holland. Disini juga berkantor  Pengadilan International (U.N. International  Court of Justice) yang merupakan  Pengadilan Kriminal Internasional tertinggi di dunia. Serta mengurusi masalah perdamaian dunia.

Adalah Zahrah Luthfi Khofifah, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang kini melanjutkan pendidikan di Den Haag telah menjadi nara sumber Koteka Talk 170.

Zahrah banyak bercerita tentang Den Haag, sebagai kota pelajar juga kota wisata.

Di Den Haag, kita dapat mengunjungi tiga museum yang terkenal, yakni museum Mauritius, museum Escher Het Paleis, dan Kunstmusuem, sebuah museum seni.

Den Haag juga terkenal dengan pantainya yang indah. Juga memiliki banyak taman, seperti Japanese garden, Taman Madurodam dengan miniatur kota Belanda, serta Duinell, semacam Dufan di Jakarta.

Kita juga dapat menikmati arsitektur Gothic dari Binnenhof, kompleks Pemerintahan dan Parlemen Belanda, serta  perpustakaan terlengkap di Peace Place.

Mengenai kuliner di Den Haag jangan kawatir. Bila kita tidak memiliki selera dengan kuliner Belanda, banyak restoran Indonesia disini, seperti makanan Padang dengan rendangnya, atau nasi goreng, dan sate.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun