Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Quo Vadiz Reog Ponorogo

7 Agustus 2021   19:44 Diperbarui: 7 Agustus 2021   19:50 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka ia menggunakan pola kakak kelas mengajar adik kelasnya sehingga bisa melatih reog kepada siapapun. Agar membuat anak-anak kian bersemangat, yang menjadi juara ditampilkan pada festival tari dunia. Pada prinsipnya reog harus ada jathilan dan barongan.

Sudirman juga brrkisah bahwa reog terus berubah menyesuaikan diri dengan budaya kekinian. Kalau dulu pementasan reog harus ada ritualnya. Kalau sekarang, boleh dilakukan tanpa ritual karena hanya menonjolksn keterampilan. Dulu untuk menjadi warok harus melakukan ritual berpuasa 40 hari yang dilanjutkan dengan bertapa. Pada era kekinian sulit melaksanakan hal ini, jadi warok sekarang hanya sebatas simbol.

Dulu reog hanya dipentaskan oleh penari pria. Karena zaman dahulu perempuan menari dianggap tabu, dianggap tidak baik seperti ledek.
Zaman dulu, ledek itu setara dengan profesi prostitusi.

Perkembangan reog hingga sekarang, sudah ada ratusan kelompok reog di Ponorogo. Juga diaspora Ponorogo senantiasa memperkenalkan reog sehingga adz pula kelompok reog di luar negeri. Reog juga berkembang di luar Jawa, di Papua juga tercatat ada 8 kelompok reog. 

Menurut data dari Prof. Nursila puteri asal Ponorogo yang saat ini menjadi dosen di Universitas Negeri Jzkarta, di Jabodetabek ada sekitar 100 kelompok reog. Reog juga pernah ditampilkan pada event internasional, seperti pada penutupan SEA Games.

Gana dengan topeng reog (dok: Koteka)
Gana dengan topeng reog (dok: Koteka)

Menurut Sudirman, sekarang sudah ada penari jathilan yang ditarikan oleh wanita. Bahkan sudah ada kelompok reog yang senua penarinya wanita. Terkait era pandemi, pertunjukan reog masih berlangsung, diawali dengan macapat dan langen tayub, jadi masih digelar dengan prokes ketat. 

Baru saat merebaknya virus varian delta terpaksa  tiarap, hanya melakukan kegiatan membuat kostum untuk pentas. Menulis buku dongeng Ponorogo. Namun pengurus masih tetap melaksanakan  Jagong Budaya secara terbatas.

Guna memahami dan mengenal secara mendalam kesenian reog, Prof. Nursila yang menulis desertasi tentang reog berpesan "Bila ingin tahu harus melakukan." Yang juga disetujui oleh Sudirman

Maestro tari Indonesia Didi Nini Towok juga pernah belajar tari jathilan dan merekamnya serta menayangkannya di laman Youtube. Sutradara nasional, Garin Nugroho dalam filmnya "Kucumbu Tubuh Indahku" yang sempat menjadi kontroversial adalah film Indonesia tahun 2019 yang mengisahkan penari Lengger yang menjadi gemblak seorang warok dalam tradisi klasik penari Reog.: Gemblak adalah seorang anak laki-laki rupawan yang tinggal bersama dengan  komunitas warok dalam jangka waktu 2 tahun.

Inti cerita reog Ponorogo adalah seorang dewi yang bernama Dewi Songgo Langit yang membuat sayembara syarat menjadi suaminya, adalah seorang pria yang sanggup membuat pertunjukkan yang disenanginya.  Terakhir, dua calon suami tersisa setelah mengalahkan calon lainnya yaitu Prabu Singo Barong dan Prabu Klono Sewandana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun