Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hikmah Pandemi Covid-19

6 Juli 2021   04:27 Diperbarui: 6 Juli 2021   04:32 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Covid-19 (sumber: BBC.com)

Covid-19 terus mengganas. Beberapa mutasi virus dikabarkan makin cepat menular dan banyak memakan korban jiwa. Berita-betita mengerikan mengenai Covid terus berdatangan di akun sosial media, sehingga membuat kita makin stress. Ada yang sekedar ketakutan, tapi ada yang panik, paranoid bahkan depresi.

Bila kita mau berpikir positif, pandemi Covid justru banyak memberikan hikmah pada manusia.

Sehubungan upaya mencegah penularan Covid, Pemerintah masing-masing negara menerapkan berbagai aturan dari yang semi ketat seperti PSBB dan PPKM di Indonesia hingga lockdown seperti di Australia, Singapura dan Malaysia.

Dampak positif dengan diberlakukannya aturan ini membuat masyarakat lebih banyak berdiam di rumah, atau membatasi aktivitas di luar rumah.

1. Lingkungan

Langit menjadi biru bersih, karena tingkat polusi atau pencemaran udara berkurang dengan berkurangnya atau tiadanya pemakaian kendaraan bermotor.

2.  Religiusitas

Meski tempat ibadah ditutup atau dibatasi, manusia lebih khusuk berdoa untuk memohon keselamatan terhindar dari bencana pandemi. Meski harus dilakukan secara daring, manusia tetap rajin mengikutinya. Padahal dulu waktu tempat ibadah dibuka, belum tentu rajin mengunjunginya.

Manusia menyadari kematian dapat datang setiap saat, baik bagi si kaya maupun si miskin. Manusia cenderung mengakui kesalahannya dan mohon ampunan, serta makin tekun beribadah. Karena manusia sewaktu-waktu dapat dipanggil Tuhan.

3. Pemerintahan

Dulu Pemerintah lebih memperhatikan kemajuan negaranya, baik persenjataan maupun perekonomian, kini Pemerintah lebih memperhatikan rakyatnya dari sisi kesehatan maupun kesejahteraannya.

Tidak ada lagi arogansi Pemerintah, semua berupaya untuk mencegah penularan dan menggencarkan vaksinasi.

4. Kesehatan

Virus yang berdimensi kecil ternyata mampu melumpuhkan manusia di seluruh dunia. Manusia kini memperhatikan cara bersin, batik, menguap, memperhatikan kebersihan tubuh dan lingkungannya.

5. Gaya hidup

Manusia yang semula memiliki gaya hidup hedonis, makan di hotel atau rumah makan mewah, minum di kafe mahal demi menunjukkan gengsinya. Kini semua harus mau makan dan minum di rumah saja dan hidup secara sederhana. Berkumpul dengan keluarga, mencoba resep masakan baru, berkebun maupun menjalankan hobi masing-masing.

Mereka yang tadinya selalu keluar malam, mencari hiburan di bar, karaoke, spa, klub malam, perjudian, kini semua harus kembali ke rumah dan akrab dengan anggota keluarganya.

Makan mewah di rumah makan mahal baik untuk keluarga atau mitra bisnis, digantikan dengan makan bersama keluarga di rumah. Kehangatan dan kedekatan keluarga menjadi prioritas utama.

6. Ekonomi

Suku bunga bank yang terlalu tinggi kini berangsur turun, karena tidak ada orang yang mau berhutang pada bank.

Dibalik banyak kekawatiran ganasnya Covid-19, ternyata banyak nenyimpan hikmah. Yuk sebarkan hikmah Covid-19, jangan menyebarkan yang menyeramkan saja dari Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun