Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mencontoh Pohon Karet

19 Juli 2020   21:16 Diperbarui: 19 Juli 2020   21:09 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon karet (sumber: news.labsatu.com)

Bila Anda melihat pohon karet, bagian apakah yang paling berharga? Getah karet. Dari getah karet dapat diproduksi mulai dari karet gelang, bola hingga ban mobil.

Untuk mendapatkan getah karet, orang harus melukai pohon karet dengan cara menyayat batangnya. Secara filosofi pohon karet perlu dicontoh meski dilukai  pohon karet justru mengeluarkan dan menghasilkan getahnya yang sangat bermanfaat bagi manusia.

Agar selalu mendapatkan getah karet, maka proses penyayatan harus terus dilakukan secara berkelanjutan.

Pada perang dunia kedua, pemerintah Belanda kehilangan jajahannya yaitu Indonesia (Hindia Belanda) sebagai penghasil karet terbesar dan terbaik. Akibatnya banyak mobil yang tidak dapat dioperasikan karena harga ban mobil meningkat tinggi sekali.

Begitu halnya dengan manusia, bila dianiaya harus membalas dengan kesabaran, ketika difitnah harus membalas dengan ramah.

Memang sangat berat meneladani filosofi pohon karet, meski Anda dilukai Anda harus mampu mengampuni atau memaafkan orang yang melukai Anda. Bukan melukai secara fisik, mungkin melukai hati Anda. Saat Anda dimaki Anda harus sanggup memaafkan, saat dianiaya Anda harus membalasnya dengan kesabaran.

Saat Anda dilukai, Anda harus menghilangkan dendam dan tidak membalasnya dengan kembali melukai, namun Anda harus membalasnya dengan sikap yang ramah dan sabar.

Sanggupkah Anda memulainya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun