Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kenapa Orang Pintar Jarang Sukses dalam Bisnis?

13 Juli 2020   19:56 Diperbarui: 13 Juli 2020   20:13 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemimpin (sumber: hrcsuite.com)

Dalam sebuah bukunya, Robert T. Kiyosaki pernah menyinggung bahwa lulusan akademisi dengan nilai A akan bekerja pada lulusan akademisi dengan nilai C. Atau dengan kata lain jarang lulusan terbaik dari sekolah / kampus terbaik menjadi top leader atau pemimpin puncak baik dalam bisnis, di perusahaan maupun institusi.

Lulusan terbaik atau yang selalu duduk pada deretan kursi terdepan dan tidak pernah mencontek, dalam karier paska sekolah / kuliah paling bekerja pada profesi yang individualis seperti dosen,  konsultan atau peneliti. Bahkan ironisnya menjadi pegawai di perusahaan yang dimiliki oleh mereka yang lulusan rata-rata atau lulusnya nyaris "drop out".

Kenapa lulusan akademisi terbaik tidak bisa menjadi pemimpin terbaik? Kenapa lulusan akademisi terbaik jarang yang sukses secara ekonomis? Justru mereka yang selalu duduk pada kursi deretan belakang dan hobi mencontek mampu sukses secara bisnis dan karir?

Tiga kesalahan orang pintar adalah :

1. Tidak percaya orang lain

Dalam bisnis Anda harus dipercaya dan mempercayai orang lain. Bila Anda tidak bisa mempercayai orang lain maka Anda tidak dapat memimpin orang lain. Ilmu manajemen mengajarkan untuk melakukan dan mencapai sesuatu harus melalui orang lain. Contoh ekstreemnya, bila Anda membuka rumah makan harus mampu bekerja tim, ada yang membuat menu, ada yang belanja, ada yang memasak. Bukan semua Anda lakukan sendiri karena ketidak percayaan Anda pada orang lain.

2. Cenderung sombong

Tidak ada orang yang suka dengan orang sombong. Tidak ada orang yang mau menolong orang sombong. Ekstreemnya orang sombong juga tidak disukai oleh sesama orang sombong.

3. Terlalu banyak berhitung

Sebagai orang pintar tentu pandai berhitung. Berbeda dengan orang yang kurang pintar yang kurang pandai berhitung. Padahal peluang harus secepatnya diambil tidak bisa menunggu hitungan dulu. Peluang akan lebih cepat diambil oleh mereka yang kurang pintar yang kurang pandai berhitung. Intuisi bisnis lebih berperan dalam pengambilan keputusan cepat dan terukur.

Kesimpulan

Jadilah orang yang senang bergaul, jadilah pribadi yang menyenangkan. Kepintaran tidak ditunjukkan dengan prestasi akademik tetapi harus mampu mengambil keputusan secara cepat dan terukur.

Itulah sebabnya para konglomerat senang makan siang / malam dengan profesor-profesor karena ia banyak belajar di meja makan itu. Bahkan ia bisa menjadi lebih pintar dari sang profesor dalam soal bisnis. 

Beberapa pemimpin sukses bukanlah lulusan sekolah tinggi, seperti Li  Ka Shing (konglomerat HongKong) dan Bill Gate pimpinan Microsoft yang hanya "drop out" dari Harvard.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun