Ironisnya, perayaan hari Kartini dari tahun ke tahun sepertinya makin menjauh dari cita-cita Kartini untuk memajukan kaum wanita. Karena perayaan hari Kartini kian cenderung menjadi ajang peragaan busana daerah.Â
![Perayaan Hari Kartini (Sumber: www.bandung-wae.blogspot.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/05/kartini1-5ac5523bdcad5b74f4107353.jpg?t=o&v=555)
Sekarang dengan beragamnya busana daerah yang ditampilkan juga bisa membina toleransi antar suku, memperkaya imajinasi anak-anak sejak sekolah, bahwa di Indonesia memang terdiri dari beragam suku. Dan perbedaan ini memperkaya budaya bangsa Indonesia.
Sebaiknya perayaan hari Kartini tidak cukup dengan peragaan busana saja di sekolah, namun harus dikembangkan dengan perhatian yang lebih banyak terhadap kemajuan wanita. Misalnya berapa rasio jumlah guru wanita vs guru pria, berapa siswa wanita yang harus "drop out" karena harus mengalah dari siswa pria di dalam keluarga.
Bila sekolah melihat hal ini, harus berani memberikan bea siswa kepada siswa wanita yang terpinggirkan ini. Dunia pendidikan juga harus membuka seluas-luasnya kesempatan kepada anak wanita untuk boleh memasuki bidang-bidang yang saat ini dikuasai pria.Â
Misalnya bidang aero dinamika, teknik dan politik yang saat ini masih sangat langka diminati siswa wanita. Dalam jajaran manajemen sebuah korporasi, meski sekarang sudah banyak pimpinan wanita, tetapi masih banyak di perusahaan tradisional, wanita yang berprestasi belum tentu dipercaya memegang jabatan puncak.
Cobalah menyajikan langkah-langkah positif bagi kemajuan wanita Indonesia. Melalui kreativitas yang lebih pro wanita pada perayaan hari Kartini. Tanggal 21 April masih beberapa hari lagi, ayo berkreasi mengadakan kegiatan yang lebih bermanfaat untuk kemajuan wanita Indonesia. Dan tidak hanya sekadar peragaan busana belaka.
Kalau bukan Anda yang berani mulai, harus menunggu siapa lagi? Â