Efek Domino dari Dunia Kerja yang Lesu
Kondisi pasar kerja yang stagnan turut memperbesar ketimpangan sosial. Banyak lulusan baru terpaksa menerima pekerjaan di bawah kualifikasi, atau malah tidak bekerja sama sekali. Fenomena "overqualified underemployed" ini menjadi bom waktu dalam konteks kestabilan rumah tangga.
Ekonom senior Indef, Nailul Huda, menilai bahwa problem ini tidak bisa dipandang sebagai isu ekonomi semata.
"Ketika produktivitas individu terganggu oleh tidak adanya lapangan kerja, maka daya tahan sosial dan mental mereka juga ikut tergerus. Ini efek domino yang seharusnya disikapi dengan kebijakan lintas sektor," ujarnya.
Langkah Apa yang Bisa Diambil?
Pemerintah sebenarnya telah menggulirkan berbagai program pelatihan dan insentif ketenagakerjaan, termasuk kartu prakerja dan stimulus UMKM. Namun, dampaknya dinilai belum merata dan menyentuh akar masalah.
Sementara itu, LSM dan lembaga pemberdayaan keluarga mulai menyerukan pentingnya layanan konseling pranikah dan pasca-nikah yang lebih kuat, agar pasangan muda punya bekal menghadapi tantangan ekonomi yang kian kompleks.
Kesimpulan:
Pengangguran tidak lagi sekadar urusan neraca ekonomi, tetapi sudah menyentuh jantung masyarakat: keluarga. Jika tak ada terobosan nyata dalam membuka lapangan kerja berkualitas, bukan tak mungkin krisis rumah tangga akan menjadi krisis sosial yang lebih besar di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI