Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

KOMPARTA: Soal Suplai Air Minum, Hentikan Kerjasama Dengan Asing!

2 September 2011   07:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:17 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang dikuatirkan oleh komunitas pelanggan air minum Jakarta (KOMPARTA), bahwa penangangan air minum warga Jakarta yang telah diswastakan kepada pihak asing tidak akan membawa manfaat banyak menampakan bukti-buktinya. Komparta, sejak April 2003 melakukan gugatan kelas (class action)kepada Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso (kala itu) dan berakhir Januari 2004 dengan dikabulkannya sebagian gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kala itu, yaitu agar Pemprop DKI Jakarta menunda kenaikan sampai batas tertentu dengan melakukan perbaikan dan sosialisasi memadai.

Pengacara KOMPARTA, JJ Amstrong Sembiring SH MH ditemui di Jakarta, Kamis (1/9)malam mengatakan, saat ini privatisasi sudah bak perang terbuka di seluruh dunia.

[caption id="attachment_127895" align="aligncenter" width="240" caption="Bersama nara sumber JJ.Amstrong Sembiring SH MH"][/caption]

Khusus privatisasi air merupakansebuah fenomena yang menakutkan, karena tidak ada kehidupan kita yang bisa luput dari kebutuhan terhadap air.

Ia mengatakan, bahwa betapa menderitanya warga Jakarta, sudah harga air mahal, mutu air kadang kotor dan bercacing, eh sering pula mengalami seret air yang disuplai. Pada kasus jebolnya tanggul di pintu air Kalimalang merupakan pelajaran berarti bahwa ada ketidakberesan dalam pengelolaan air dengan fenomena alam yang aneh, sementara tidak ada banjir mengapa harus jebol? Bukankah orang asing terkenal dengan kecermatannya dalam menangani sesuatu proyek dan bisnis dimanapun?

Akibat jebol tanggul itu Rabu(31/8) malam, maka suplai air pelanggan Aetra menjadi terganggu antara lain ada di Jakarta Utara meliputi kawasan mulai dari perbatasan L

dan seluruh wilayah di Jakarta Timur.

Perbaikan masih belum selesai. 2 Alat berat dikerahkan. 1 Crane terlihat disiagakan di lokasi. Arus lalu lintas tampak padat dan tersendat. Kawasan ini yang semula dialihkan bagi pengendara roda empat yang hendak menuju Bekasi, kini bisa dilalui lagi. Menurut Direktur Operasional PT Aetra, Lintong Hutasoit, pelanggan PT Aetra Air Jakarta mulai Jumat siang ini mulai dapatmenikmati kelancaran setelah debit air ke instalasi Pulogadung dan Buaran normal. Lintong mengatakan, Jumat pagi,di Buaran sudah 5.200 liter per detik, sudah normal untuk Buaran, demikian pula Pulogadung 3.100 liter per detik, normalnya 4.100 liter per detik. Ini lebih lumayantadi pagi cuma 2.000 liter per detik, bahkankemarin sempat nihil alias habis total.

Sekali lagi, apa yang dikuatirkan oleh komunitas pelanggan air minum Jakarta (KOMPARTA), bahwa penangangan air minum warga Jakarta yang telah diswastakan kepada pihak asing tidak akan membawa manfaat banyak menampakan bukti-buktinya. Oleh karena itu, KOMPARTA menghimbau agar Gubernur DKI DR.Ing. Fauzi Bowo yang dikenal sebagai “ahlinye” agar segera menghentikan kerjasama PAM dengan pihak asing dan pengelolaan air bersih di Jakarta ditangani oleh putra bangsa terbaik. Terus terang, KOMPARTA mempunya stok ahli air yang cukup banyak, mereka antara lain mampu membuat air payau di daratan Kalimantan dan Sumatera yang bertanah gambut dapatdijadikan air minum, bukan hanya air sekedar air bersih seperti yang ada selama ini di Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun