Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik. Telah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Muhibah Laksamana Cheng Ho di Palembang: Diplomasi Maritim Islam Tiongkok di Abad ke-15

20 Juni 2025   07:35 Diperbarui: 19 Juni 2025   16:17 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Laksamana Cheng Ho dan Ma Huan diatas Kapal Komando // Sumber; Sutanadil Institute

Jejak Muhibah Laksamana Cheng Ho di Palembang: Diplomasi Maritim Islam Tiongkok di Abad ke-15

Oleh: HG Sutan Adil

Ada beberapa alasan mengapa orang-orang Tionghoa muslim berdatangan ke Nusantara ini sejak dahulu, seperti; Pantai Utara Jawa, Palembang, Jambi dan Aceh. Yang paling utama tentu saja untuk berniaga, karena pada waktu itu sudah sangat lumrah orang-orang dari berbagai manca negara berbondong-bondong ke Nusantara ini,khususnya Palembangi untuk keperluan dagang dan membeli lada serta hasil alam lainnya dan saling bertukar produk masing-masing.

Kedua adalah  mencari tempat perlindungan/suaka yang aman karena mereka dikejar-kejar rezim akibat melakukan pemberontakan atau pelarian rezim lama dalam pergantian rezim di Tiongkok. Sejarah mencatat Huang Chou menghancurkan Canton dan kantung-kantung Islam lain di Tiongkok pada abad ke-8 M. Termasuk terjadianya pemberontakan kepada Dinasti Ming oleh Dinasti Qing, sehingga banyak yang mencari perlindungan ke luar Tiongkok khususnya juga ke Palembang.

Ketiga, misi politik seperti terlihat pada peristiwa pengerahan 20.000 ribu tentara China-Mongol pada masa dinasti Yuan pada akhir abad ke-13. Keempat, misi diplomatik sebagaimana terlihat pada peristiwa monumental muhibah tokoh Tiongkok Muslim legendaris Muhammad Cheng Ho atas perintah Kaisar Hung Wu dari Dinasti Ming yang sangat peduli dengan masalah keislaman sejak akhir abad ke-14.

Ikut dalam rombongan Laksamana Cheng Ho (Zheng He) pada waktu itu adalah tokoh-tokoh muslim taat, antara lain; Ma Huan, Ha San, Wang Chinghung, Kung Wu Ping, Fei Hsin, dan lainnya. Gelombang orang-orang China muslim tadi inilah yang tiba di pusat-pusat perniagaan yang ramai di pesisir utara Jawa dan pesisir timur Sumatera seperti; Jambi, Aceh dan juga termasuk Palembang. Maka tidak mengherankan jika Palembang sudah ada terdapat perkampungan Tionghoa muslim seperti disaksikan Ma Huan dalam Ying-yai Sheng Lan.

Ilustrasi Laksamana Cheng Ho dan Ma Huan diatas Kapal Komando // Sumber; Sutanadil Institute
Ilustrasi Laksamana Cheng Ho dan Ma Huan diatas Kapal Komando // Sumber; Sutanadil Institute

Laksamana Cheng Ho ini menempati posisi terhormat dalam sejarah maritim di Asia. beliau bukan hanya pelaut, tetapi duta besar kebudayaan dan perdamaian dari Dinasti Ming. Dari tujuh pelayaran yang dipimpinnya antara tahun 1405–1433, Palembang menjadi salah satu pelabuhan penting yang disinggahi nya berkali-kali.

Dalam pelayaran pertamanya tahun 1405, Cheng Ho membawa armada terbesar yang pernah berlayar saat itu yang terdiri dari ratusan kapal dan puluhan ribu awak. Palembang, saat itu merupakan pelabuhan besar dan strategis di Jalur Sutra Laut (Maritime Silk Road) yang sudah berkembang sejak abad 2 M dan menjadi titik awal penting dalam kawasan Nusantara.

Ilustrasi Peta Palayaran Muhibah Laksamana Cheng Ho Selama tujuh kali  // Sumber; Sutanadil Institute
Ilustrasi Peta Palayaran Muhibah Laksamana Cheng Ho Selama tujuh kali  // Sumber; Sutanadil Institute

Namun, Dalam misi muhibah awal ini, jalur perdagangan ke pelabuhan Palembang pada masa itu sedang dikuasai oleh seorang perompak Tionghoa bernama Chen Zuyi. Ia memanfaatkan posisi Palembang untuk memungut upeti dari kapal-kapal asing yang melintas dan perampokan di perairan Asia Tenggara.

Ilustrasi salah satu jalur pelayaran muhibah Laksamana Cheng Hong diabad 15  // Sumber; Sutandil Institute
Ilustrasi salah satu jalur pelayaran muhibah Laksamana Cheng Hong diabad 15  // Sumber; Sutandil Institute

Pada pelayaran kedua (sekitar 1407), Cheng Ho kembali ke Palembang dan memimpin pertempuran melawan Chen Zuyi. Dalam catatan sejarah Tiongkok (Ming Shi), disebutkan bahwa Cheng Ho berhasil menangkap Chen Zuyi, menenggelamkan kapalnya, dan membawa sang bajak laut ke Tiongkok untuk dieksekusi pada tanggal 2 Oktober 1407.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun