Siapa RH Satibi, Yang Namanya Diabadikan Untuk Menggantikan Nama RSUD Cileungsi Menjadi RSUD RH Satibi ?
Oleh : HG Sutan Adil
Bupati Bogor, Rudy Susmanto pada hari selasa, 27 Mei 2025 telah meresmikan perubahan nama RSUD Cileungsi yang berada di Jalan Raya Cileungsi – Jonggol, menjadi nama baru RSUD RH Satibi yang merupakan nama tokoh besar sebagai pendiri pemukiman di Cileungsi. Rudy Susmanto menjelaskan bahwa perubahan nama ini dilakukan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan di Kabupaten, serta sebagai bentuk penghormatan kepada para tokoh besar bangsa yang telah berjasa.
Perubahan nama ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Bogor untuk memberikan penghargaan terhadap para tokoh yang telah berjasa serta sebagai refleksi nilai-nilai luhur dalam pelayanan publik, khususnya di bidang kesehatan. Penamaan ini telah melalui proses koordinasi dengan para direktur rumah sakit dan mendapat persetujuan dari pihak keluarga masing-masing tokoh. Demikian pernyataan dari Bupati Bogor sebagaimana yang dikutip dari Kantor Berita Antara 27/05/2025.
RH Satibi atau nama lengkapnya Pangeran Raden Haji Moehammad Satibi, adalah salah satu tokoh pendiri utama dan pengagas awal berdirinya pemukiman penduduk di wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Cileungsi yang sekarang telah menjadi Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Diketehui juga bahwa beliau adalan anak tunggal dari Pangeran Achmad Bolonson Wangsa Martaradja Wijayanegara yang berdasarkan naskah keluarga merupakan anak dari Sultan ke-9 Kesultanan Palembang Darussalam di Palembang, yaitu Sultan Ahmad Pangeran Ratu atau sering juga disebut dengan Sultan Ahmad Najamuddin III (SAN III).
Sedangkan SAN III Pangeran Ratu ini sendiri adalah anak tertua dan Putra Mahkota dari Sultan Mahmud Badaruddin II, Sultan Kesultanan Palembang Darussalam ke-7 yang juga merupakan salah satu Pahlawan Nasional yang ditetapkan pada tahun 1984. Sehingga jelas disini bahwa tokoh pendiri pemukiman di Wilayah Cileungsi ini, RH. Satibi, merupakan “cicit” dari Pahlawan Nasional yang berasal dari Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II).
Berdasarkan tuturan dan naskah keluarga yang ada pada zuriah beliau, Bp. Raden Daden Ramdani, bahwa RH. Satibi dan Pengikutnya disaat terjadi penangkapan dan pembunuhan orang tuanya, Pangeran Achmad Bolonson oleh Belanda ditahun 1869 M di Cibubur (Batavia), mereka diungsikan dan disembunyikan di hutan karet yang berada di seberang nya, wilayah Cibubur yang dibatasi oleh sungai Cileungsi.
Di wilayah Cileungsi inilah RH. Satibi bersama pengikutnya mendirikan pemukiman baru dan seterusnya menjadi pemukiman bagi keturunan beliau di Cileungsi, ditambah juga dengan adanya kedatangan dari penduduk lain dari berbagai wilayah di sekitar Bogor dan Jawa Barat lainnya. Beliau meninggal tanggal 27 Januari 1913 dan dimakamkan di Pemakaman Keluarga Gang Limus, Jalan Alterbatif Cibubur-Jonggol.
Untuk pemakaman anak keturuan RH. Satibi ini, juga dibuatkan komplek pemakaman tersendiri yang berada di daerah Kampung BPM, Jalan Camat Enjan dengan nama; Komplek Pemakaman Pasarean. Komplek Pemakaman Pasarean ini hanya diperuntukan untuk pemakaman anak keturunan dan keluarga besar RH Satibi. Hal ini dikarenakan sudah banyak sekali anak keturunan beliau dari Delapan (8) Istri2nya yang mendiami sekitar perkampungan yang juga sering disebut dengan Kampung Kaum dan juga yang sudah berdiaspora ke daerah lain.