Mohon tunggu...
Susi Silviani
Susi Silviani Mohon Tunggu... Penulis Coba-Coba

Suka segala hal menarik.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Absolute Cinema? Review Takopi no Genzai (Takopi's Original Sin)

6 Agustus 2025   15:30 Diperbarui: 9 Agustus 2025   09:15 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Anime Takopi no Genzai (Sumber: MyAnimeList) 

Tidak ada yang murni baik dan tidak ada yang murni jahat. Jika kamu tertarik pada anime dengan moralitas abu-abu, maka Takopi no Genzai layak kamu pertimbangkan.

Takopi no Genzai (Takopi's Orginal Sin) adalah anime garapan studio Enishiya, yang sebelumnya sukses memproduksi video musik Eve "Heart Forecast" dan "Raison d'etre". Anime ini menjadi seri debut dari studio Enishiya.

Meski karakternya berbentuk gurita lucu yang punya alat ajaib mirip Doraemon, anime ini bukan anime santai yang ringan. Anime ini memiliki tema berat seperti perundungan, kekerasan terhadap anak, bahkan pembunuhan.

Bagaimana tema yang berat ini dieksekusi melalui tokohnya yang masih anak-anak? Simak ulasannya!

Sinopsis Takopi no Genzai

Alien itu dinamai Takopi karena bentuknya yang mirip gurita (dalam bahasa Jepang たこ = tako) dan kebiasaannya mengakhiri kalimat dengan "-pi". Takopi yang berasal dari planet Happian turun ke Bumi untuk menyebarkan kebahagiaan lewat Gawai Happy. 

Takopi yang hanya tahu kebahagiaan bertemu dengan Shizuka Kuze, anak kelas 4 SD korban perundungan. Masalah makin rumit ketika Takopi tidak mencoba untuk memahami Shizuka sepenuhnya dan hanya berfokus untuk membahagiakan Shizuka.

Takopi rela untuk mengulang waktu sebanyak mungkin agar Shizuka tersenyum. Tetapi itu hanya memperburuk keadaan. 

Hingga pembunuhan pertama Takopi pun terjadi. Naasnya, dia tidak bisa mengulang waktu karena gawai yang dia pakai untuk kembali ke masa lalu telah rusak. 

Cerita bergulir dari bagaimana cara membahagiakan Shizuka menjadi apa yang benar?

Saat menonton Takopi no Genzai, kamu akan diajak merenungkan kembali konsep moralitas dan kebahagiaan. Kamu akan dibuat bertanya-tanya, siapa sebenarnya yang bersalah?

Ketidakhadiran Orang Dewasa di Takopi no Genzai

Salah satu penyebab dari penyimpangan karakter anak-anak di anime ini adalah ketidakhadiran peran orang dewasa. Bukan hanya tentang kehadiran fisik, tetapi tentang kehadiran emosional.

Shizuka tinggal bersama ibu yang ignorant, yang bahkan tidak menyadari perundungan yang dialaminya. Ibunya tidak tahu atau bahkan tidak mau tahu bahwa kedekatannya dengan ayah teman Shizuka menjadi alasan Shizuka dirundung.

Padahal, melihat sekilas saja langsung ketahuan ada yang tidak beres dari anak itu. Kaos Shizuka selalu kotor, tas sekolahnya lusuh dengan coretan makian, dan tempat pensilnya selalu hilang. Apa yang kurang jelas dari semua itu?

Guru di sekolah pun mengabaikannya, tipikal orang dewasa yang menganggap perundungan sebagai candaan anak-anak. Ya, hanya candaan karena loker Shizuka selalu penuh sampah dan kata-kata tak senonoh. Ya, hanya candaan karena bangku Shizuka cuman ada coretan "Mat*lah!"

(Sumber: Ani-One Indonesia)
(Sumber: Ani-One Indonesia)

Sosok yang dipanggil Papa oleh Shizuka tidak lebih baik. Setelah bercerai, Papa menikah kembali dan memiliki anak yang seumuran dengan Shizuka—mengindikasikan bahwa hubungan barunya terjadi sebelum perceraiannya dengan ibu Shizuka.

Bertahun-tahun Papa tidak berusaha untuk menghubungi Shizuka. Ketika Shizuka pergi ke Tokyo untuk mencari Chappy—anjing kesayangan Shizuka, Papa malah pura-pura tidak mengenalnya di depan anaknya yang lain. 

(Sumber: Ani-One Indonesia)
(Sumber: Ani-One Indonesia)

Penolakan dan pengabaian yang dialami Shizuka membuatnya tumbuh menjadi seorang sosiopat. Shizuka kesulitan untuk membangun empati karena tidak ada sosok orang tua yang memberikan perhatian cukup padanya. Tidak ada orang dewasa yang menunjukkan cara berempati.

Di sisi lain, sosok perundung Shizuka, Marina digambarkan sebagai anak ceria yang punya banyak teman. Marina selalu mengejek Shizuka karena ibu Shizuka adalah hostessMarina merundung Shizuka dengan perundungan verbal dan fisik. 

(Sumber: Ani-one Indonesia)
(Sumber: Ani-one Indonesia)

Seperti peribahasa, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Marina ternyata meniru ibunya. Di rumah, Marina mengalami kekerasan. Marina menjadi pelampiasan ibunya yang setres karena pernikahannya diambang kehancuran.

Ternyata semua ini bermula dari kedekatan antara ibunya Shizuka dengan ayahnya Marina. Marina menjadi korban dari ibu yang abusif dan melampiaskannya kembali kepada Shizuka di sekolah. 

Naoki, teman sekelas mereka juga tidak mendapat cukup perhatian dari orang tuanya. Ayahnya entah ke mana. Ibunya menuntut dia untuk sempurna, membuat Naoki merasa tidak cukup berharga ketika disandingkan dengan kakak laki-lakinya yang jenius.

Hal ini membuat Naoki rentan. Dia sadar telah dimanfaatkan Shizuka, tetapi senang menjalaninya karena akhirnya ada orang yang mengandalkannya.

(Sumber: Ani-One Indonesia)
(Sumber: Ani-One Indonesia)

Satu-satunya orang dewasa yang berguna mungkin hanya Junya, kakaknya Naoki. Dia mengorbankan diri dan menyelamatkan Naoki dari kehancuran mental. 

Lalu, apakah semua yang terjadi di Takopi no Genzai adalah salah orang dewasa?

Saya tidak bisa mengatakan bahwa itu sepenuhnya benar. Ya, karena ketidakhadiran mereka, perkembangan psikologi anak-anak menjadi terhambat bahkan membawa penyimpangan. Tetapi, menurut saya orang dewasa tidak lain adalah produk yang dihasilkan oleh masyarakat.

Ibunya Marina tidak bisa lepas dari hubungan yang toksik. Meski tahu suaminya berselingkuh, dia tidak bisa bercerai begitu saja. Suaminya membenarkan perbuatannya menyewa hostess karena dialah yang mencari uang.

Hal seperti ini dapat terjadi di masyarakat Jepang yang patriarkal. Pembagian peran rumah tangga timpang. Pihak istri dibebankan urusan rumah tangga, tetapi tidak punya kebebasan finansial. 

Jika bercerai pun, pihak suami tidak mau mengurus anak mereka. Seperti ayahnya Shizuka yang pergi begitu saja tanpa mempedulikan Shizuka. Imbasnya, ibunya Shizuka harus mencari pekerjaan walaupun itu artinya memilih pekerjaan yang dicap negatif di masyarakat.

Ini adalah penderitaan lintas generasi.  Ada ketimpangan antara peran perempuan dan laki-laki. Perempuan diberatkan dengan urusan rumah tangga, membuat mereka terkekang. Sementara laki-laki sebagai orang yang bertugas mencari nafkah, bisa leluasa dan bertindak egois.

Character Development

Saya sangat menyukai pengembangan karakter di anime ini. Pengembangan karakter yang paling tidak terduga adalah Shizuka Kuze. Di awal, Takopi no Genzai memperkenalkan Shizuka sebagai anak malang korban perundungan dan pengabaian. Saya bersimpati atas apa yang terjadi padanya.

Akan tetapi, belum mencapai setengah bagian cerita, karakter Shizuka berkembang menjadi anak sosiopat.Dia tidak bisa berempati dan hanya fokus pada tujuannya. Dia tidak peduli meski harus menyakiti orang lain demi kebahagiannya.

Reaksi saya sama seperti Takopi, bingung dan cemas. Apakah Shizuka akan baik-baik saja?

Takopi sendiri punya pengembangan karakter yang bagus. Takopi awalnya memandang segala sesuatu dengan hitam dan putih. Baginya kebahagian adalah putih. Sesuatu yang jelas dan dapat digapai dengan Gawai Happy.

Namun, seiring berjalannya waktu, Takopi sadar bahwa Gawai Happy tidak bisa membahagiakan Shizuka. Takopi dapat membahagiakan Shizuka dengan cara lain, tetapi itu mengorbankan orang lain. Mengapa hal baik dan buruk ada secara bersamaan?

Pada akhirnya Takopi menyadari bahwa kesalahannya adalah tidak mencoba menerima Shizuka sepenuhnya. Shizuka adalah manusia yang punya sifat baik dan sifat buruk. Fokus pada kebahagiaan Shizuka bukanlah hal yang tepat.

(Sumber: Ani-One Indonesia)
(Sumber: Ani-One Indonesia)

Momen ketika Shizuka menceritakan segalanya pada Takopi menjadi momen paling emosional di anime ini. Saya sangat senang akhirnya Shizuka punya seseorang yang bisa benar-benar memberinya perhatian.

Skor Akhir Takopi no Genzai

Jika kamu merasa anime ini cukup depresif, ya memang begitu. Anime ini hanya terdiri dari 6 episode dengan cerita yang padat dan pengeksekusian yang baik.

Studio Enishiya menurut saya telah sukses memproduksi Takopi no Genzai. Mereka menyajikan animasi yang tidak kaleng-kaleng. Pergerakan karakternya sangat hidup. Apalagi pada episode 4.

(Sumber: Ani-One Indonesia)
(Sumber: Ani-One Indonesia)

Episode 4 menjadi episode dengan sudut pandang Naoki. Mereka memainkan perspektif dan pergerakan kamera untuk menciptakan suasana yang penuh kecemasan. Membantu saya merasakan apa yang dirakasan Naoki selama ini.

Skor Akhir Takopi no Genzai
Skor Akhir Takopi no Genzai

Menonton Takopi no Genzai adalah pengalaman yang menakjubkan. Selain terkuras secara emosional, saya dipicu untuk mempertanyakan moral. 

Skor akhir: 4.34/5-sangat direkomendasikan!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun