Catatan penting, untaian kalimat pesan dari Kyai Ali, Ketua kelas kita dalam PD PKPNU (Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama) Angkatan II di PCNU Tulungagung.
"Pada hakikatnya, bergeraklah dengan hati, karena yang punya hati Adalah kita. Yakinlah apapun yang kita ucapkan, dibungkus dengan apapun, kita tidak bisa membohongi hati kita sendiri." (KH. Ali Maksum, Ketua LKKNU PCNU Tulungagung, 14 September 2025).
Kalimat di atas tampak sederhana, lugas, dan mudah dipahami siapapun yang membaca, namun dibalik itu (menurut kami) menyimpan muatan isi tersirat yang luar biasa. Â
Rangkaian kata yang kami stabillo adalah "bergeraklah dengan hati" dapat kita pahami bersama bahwa ini merupakan aktifitas, pergerakan, atau melakukan suatu perjuangan dengan ketulusan, di dalamnya tersimpan kesungguhan, dan pergerakannya didorong oleh motivasi yang tumbuh dari dalam.
Bila kita dalam lagi, berjuang dengan hati itu melampaui usaha kekuatan fisik, dan strategi semata, tapi disini melibatkan komitmen emosional, dan batin (spiritual) yang sangat kuat terhadap tujuan yang diperjuangkan. Beberapa aspek makna yang terikat erat dengan kalimat berjuang dengan hati Adalah:
Pertama, Ketulusan dan keikhlasan. Pergerakan dalam suatu perjuangan yang dilakukan bukan untuk mendapat pengakuan, bukan pula keuntungan pribadi, melainkan didasari niat murni yang tulus dan ikhlas. Maka pergerakan akan terasa lebih bermakna, ringan, dan tak mudah dipatahkan.
Kedua, Kokohnya batin yang tak tertandingi. Pergerakan dengan sumber energi dari hati ini diawali dengan pertempuran internal (batin) yang sengit, keadaan merupakan pelatihan hati agar tetap kokoh menghadapi kesulitan, hambatan, dan tantangan. Pergerakan ini sesungguhnya melawan rasa takut, keraguan, dan egoisme diri.
Ketiga; Powerfull, yaitu tekat yang tinggi yang melahirkan keberanian sejati. Berjuang dengan pergerakan yang dimulai dari hati akan memiliki keberanian, ketangguhan mental, dan tekad tinggi yang tak tergoyahkan. Inilah yang membuat mampu bertahan dan bangkit kembali ketika mengalami kegagalan berulang kali.
Keempat, Energi Illahiah atau motivasi intrinsik. Energi ini didorong oleh motivasi internal, kekuatan iman, bukan hanya dari hasil, atau kesuksesan semata. Fokus, bahwa hasil adalah bonus, sehingga bisa menikmati proses dan nilai-nilai yang diperjuangkan, sedangkan tujuan puncaknya adalah ridho Tuhan Sang Pencipta, dan Penguasa alam semesta.
Akhirnya bisa kami simpulkan bahwa inilah pesan cerdas dari ketua kelas.
Semoga bermanfaat..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI