"Terima kasih Pak.." ungkap si Pengemis tua dengan mata berkaca-kaca.
"Sama-sama saudaraku.." jawab Pak Karim. Setelah dirasa cukup, maka si Pengemis pamit untuk melanjutkan perjalanan, tapi dicegah oleh Pak Karim. Disarankan agar si Pengemis tua itu nginap di rumahnya meningat hari sudah sore dan suasana hujan deras.
Dengan perasaan sungkan campur bingung si Pengemis tua tak bisa menolak tawaran Pak Karim, akhirnya malam itu menginap. Pak Karim mengantarkan ke sebuah kamar yang memang selama ini disediakan untuk tamu menginap. Kamar yang mewah, si Pengemis itu tak terbersit jika ia bisa menikmati tidur di kasur empuk.
Naas, Pak Karim lupa kamar itu dikunci dari luar, sehingga ketika tengah malam si Pengemis tua kebelet BAB tak bisa keluar dari kamar. Pintu diketok-ketokpun tak ada yang dengar, karna kamar tuan rumah ada di ruang lain yang cukup jauh. Dengan terpaksa si Pengemis melakukan BAB di atas cover kasur, kemudian dilingkap untuk menutupinya.
Pagi hari setelah jamaah Subuh Pak Karim menunggu si Pengemis tua keluar dari kamar sambil nyruput kopi. Setelah sekian lama menunggu kok belum keluar kamar, akhirnya Pak Karim nyamperin ke kamar, betapa kaget dan merasa bersalah Pak Karim, rupanya ia mengunci kamar dari luar. Segera dibukanya pintu kamar, didapatinya si Pengemis tua bersimpun duduk dilantai kamar, begitu melihat pintu dibuka langsung meminta maaf.
"Mohon maaf, tadi malam aku kebelet BAB, karena tak bisa keluar dari kamar, maka aku BAB di atas cover kasur. Mohon maaf sekali lagi Pak... Perkenankan kami bersihkan dulu Pak sebelum kami pamit pulang.." si Pengemis menyampaikan dengan gemetar ketakutan.
"Sudahlah Saudaraku tak perlu minta maaf, dan tak perlu dibersihkan. Tiada mengapa.. Akulah yang bersalah." Jawab Pak Karim.
Pagi itu si Pengemis tua terus berpamitan kepada tuan rumah, setelah sarapan dan sebelum pulang Pak Karim memberikan uang kepada si Pengemis tua. Dengan mengucap terima kasih haru, si Pengemis tua pamitan meneruskan perjalanan.
Setelah si Pengemis tua hilang dari pandangan, Pak Karim mengajak istrinya untuk mencuci kasur dan cover di sungai dekat rumah. Tapi keanehan mulai terjadi, mengapa sejak tadi tak ada bau tinja yang menyengat, netral-netrel saja baunya dan terasa berat saat diangkat.
Sesampai di sungai Pak Karim membenamkan cover yang berisi tinja ke aliran sungai dengan harapan akan terhanyut dan bersih. Aneh cover dan tinja malah tenggelam, karena penasaran ditarik kembali cover itu ke tepi sungai. Kemudian diamatai warna tinja ini kuning keemasan, coba dipegang kok keras, tak berbau. Untuk lebih meyakinkan lagi tinja itu dilemparkan ke tanah, saat membentur batu terdengan suara nyaring.
Karena penasaran, maka tinja yang cukup banyak tadi dibawa pulang dan dibawa ke toko emas, untuk dicek kepastiannya apakah itu emas atau besi kuning? Setelah melalui serangkaian proses, tukang emas itu menyampaikan bahwa benda tersebut adalah emas murni. Betapa kaget luar biasa Pak Karim dan Bu Karim, ketika dihitung emas tersebut ditaksir bernilai ratusan juta.