Ungkapan dengan kalimat indah dari Jalaluddin Rumi sangat menarik untuk kita renungkan dalam-dalam, beliau menyampaikan; "Tuhan yang kau sembah di bulan Ramadhan adalah Tuhan yang sama yang kau jauhi di bulan-bulan lainnya."Â
-----------
Ta'aruf tipis
 Jalaluddin Rumi lahir pada 30 September 1207 memiliki nama lengkap Jalaluddin Muhammad bin Muhammad bin Husin Al Khatihbi Al Bakri. Jalaluddin Rumi adalah anak dari Bahauddin Walad, yang merupakan keturunan dari Abu Bakar As-Shiddiq, sahabat utama Nabi Muhammad.
Jalaluddin Rumi adalah seorang penyair sufi dari Persia dimana karyanya telah populer hingga ke Amerika Serikat. Selama tujuh abad terakhir, puisi-puisinya yang memiliki pengaruh sangat kuat terhadap sastra Persia, karyanya telah diterjemah dalam berbagai bahasa. Diantaranya yang terkenal adalah Kitab Masnawi, yang dinilai sebagai salah satu puisi terbaik dalam bahasa Persia dan paling berpengaruh dalam dunia Sufisme.
Sedangkan tambahan nama Rumi adalah julukan didapatkan karena ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Konya, kota yang sekarang bagian dari Turki dan dulunya dikenal dengan sebutan Rum.
-----------
Renungan mendalam
Merujuk kalimat yang disampaikan oleh Jalaluddin Rumi di atas, dizaman ini pun mungkin kita pernah, atau bahkan bisa jadi sering mendengar, ketika seorang pulang dari haji atau umroh, mereka mengatakan bahwa beribadah di tanah suci itu nikmat luar biasa, berbeda dengan ibadah di sini. Maka apakah Tuhan yang disembah di Makkah dengan di Indonesia itu beda?Â
Mengapa ketika dalam bulan Ramadhan seperti saat ini, sebelum datang waktu Maghrib sudah bersiap-siap menjemput dengan berbagai kegiatan ibadah? Belum juga datang waktu adzan Isya' dengan sukacita sudah mempersiapkan diri, merapikan perlengkapan shalat, dan segera menuju ke tampat ibadah. Mengapa bisa sesemangat ini? Bagaimana ketika telah datang bulan Syawwal, apakah masih memiliki semangat yang identik?