Mohon tunggu...
susilo ahmadi
susilo ahmadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - sekedar menyalur hobi menulis

cuma orang biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Virus Corona: Ketika Berita Lebih Menyeramkan dari Virusnya

14 Maret 2020   11:21 Diperbarui: 14 Maret 2020   11:32 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di suatu malam via WA:
Adik: "Mas, sore ini saya senang sekali!"
Aku: "Kenapa, habis dapat hadiah atau bonus ya?"
Adik: "Bukan, barusan pesanan hand sanitizerku 2 botol barusan datang!"
Aku: (speechless)
Aku: "Berapa harganya?"
Adik: "Rp 85 ribu/btl"
Aku: (speechless lagi)

Sejak beberapa pekan lalu adikku memang selalu bertanya-tanya kesana kemari kalau-kalau ada yang sedang menjual hand sanitizer. Dia juga memintaku mencarikannya di sini. Aku iyakan saja meskipun akhirnya juga tidak aku carikan kemana-mana. Padahal biasanya harga normal sebotol hand sanitizer itu cuma Rp 15 ribu di minimarket yang ukuran kecil seperti yang dibeli oleh si adik.

Bukan cuma itu tetapi teman-teman istri juga kini lagi mengemis-ngemis hand sanitizer milik istri. Ceritanya tahun lalu istri mendapatkan hadiah beberapa botol hand sanitizer dari sebuah lomba foto D*tt*l. Merasa tidak ada gunanya, istri lalu mencoba menjual hand sanitizer itu kepada teman-teman tetapi tidak laku. Akhirnya hand sanitizer itu kadang saya dan istri pakai sendiri dan masih ada sisa 3 botol sekarang.

Jujur saja saya sangat jarang menggunakan hand sanitizer.

Biasanya saya lebih suka mencuci tangan dengan sabun cair khusus pencuci tangan atau sabun batangan yang lebih murah. Saya kurang suka menggunakan hand sanitizer karena kadang diberi aroma yang kemudian menempel cukup lama di tangan. Akibatnya aromanya berbaur dengan aroma makanan sehingga bisa merusak selera makan. Masak iya lele goreng jadi beraroma wangi gitu?

Kemarin juga ketika disuruh mengantar emak ke dukun pijat, si mbah dukun setengah menolak kedatangan emak karena emak juga sedang mengeluh sakit tenggorokan. Si mbah takut emak sedang terkena virus Corona. Si mbah kini mewajibkan semua pelanggannya untuk memeriksakan diri ke dokter sebelum dipijit. Mbah nerocos terus panjang lebar tentang berita-berita virus Corona yang sudah dilihatnya di CNN (keren juga ternyata dia). Sebenarnya itu bagus tetapi menurutku jadi berlebihan sekali. Contoh emak itu jelas kecil sekali peluang terkena virus Corona karena emak sangat jarang keluar rumah. Kalau bepergian agak jauh paling-paling belanja ke pasar dan itupun juga belum tentu 2 bulan sekali. Durasi belanja di pasar paling lama juga 1/2 jam. Emak juga tidak tinggal di kota besar tetapi di desa yang jauh dari kota besar. Emak juga jarang sekali bertemu orang-orang yang tak dikenalnya.

Begitulah keadaan sekarang ini.

Kini bukan hanya virusnya jadi menakutkan tetapi berita-berita tentang virus Corona itu sendiri malah sudah jauh lebih menyeramkan. Ketika menyalakan TV maka di running text sudah terlihat berita ini dari pagi sampai malam.

Buka medsos apalagi hampir sebagian besar pengguananya membahas atau membagikan tema tentang virus asal Cina ini. Jujur saja walaupun berita perkembangan virus ini sangat penting tetapi kalau dibombardir terus menerus lama kelamaan eneg juga. Akhirnya saya selalu melewatkan berita apapun yang berkaitan dengan virus ini.

Bagi sebagian orang mungkin bukan eneg yang dirasakan tetapi ketakutan yang terakumulasi seperti adik saya itu. Mungkin ada yang berpikir dia orang desa yang bodoh. Jangan salah dia tinggal di kota besar dan yang pasti seorang sarjana k*m*a tetapi ketakutannya akan virus Corona itu benar-benar membuatn kelakuannya jadi tak masuk di akal.

Apakah sarjana k*m*a tidak tahu jika antiseptik itu tidak melulu hanya berupa hand sanitizer? Kandungan hand sanitizer itu alkohol, lantas mengapa tidak membeli alkoholnya saja lalu diencerin? Atau pakai bahan-bahan kimia lain yang mampu membunuh kuman juga banyak seperti larutan iod, peroxida, atau hipoklorit. Atau pakai sabun batangan saja seperti saya. Memang sedikit ribet tetapi bagi saya lebih daripada membeli hand sanitizer yang harganya sudah tak wajar. Toh kalau daya tahan tubuh sudah jelek mau pakai hand sanitizer apapun atau masker standar industri dengan filter HEPA sekalipun juga tetap tidak akan ada gunanya. Virus akan tetap mudah menyerang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun