Mohon tunggu...
Susi Budi Utami Yuli Yantias
Susi Budi Utami Yuli Yantias Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN Manding Daya 1

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Koneksi Antar Materi 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin Pembelajaran

13 Februari 2024   14:47 Diperbarui: 13 Februari 2024   15:00 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Canva : Tugas Modul 3.1_Susi Budi Utami Y.

Ada hal menarik bagi saya sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) setelah mempelajari modul 3.1 mengenai pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin pembelajaran. Hal menarik itu diantaranya, ketika seorang guru dihadapkan pada situasi dilema etika maupun bujukan moral. Di waktu yang bersamaan inilah, guru juga dituntut untuk terampil dalam membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini sesuai peraturan yang berlaku. Dalam mengambil keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin (guru) haruslah bijaksana. 

Untuk itu, perlunya pemahaman pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan tersebut. Dalam pengambilan keputusan, guru juga disarankan untuk menerapkan prinsip atau dasar pengambilan keputusan yang tepat dengan menggunakan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara (KHD) dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka dalam pendidikan merupakan sistem among bagi guru. Pratap Triloka meliputi ing ngarsa sung tuladha, artinya seorang guru menjadi teladan bagi muridnya. Ing madya mangun karsa, artinya guru menjalin komunikasi yang baik diantara muridnya. Tut wuri handayani, yaitu guru selalu memotivasi serta mendorong muridnya berkembang sesuai potensinya.

Selain menjalankan perannya sebagai guru, guru biasanya juga dihadapkan dalam situasi dilema etika dan bujukan moral. Dilema etika merupakan sebuah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih dua pilihan. Di mana kedua pilihan benar secara moral, tetapi bertentangan. Bujukan moral adalah sebuah situasi ketika pendidik harus memilih keputusan benar atau salah.

Oleh karena itu, penulis sendiri menyimpulkan bahwa adanya pengaruh pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka terhadap sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Dalam hal ini, guru juga menyadari bahwa dalam lingkungan sekolah dapat dikatakan dilema etika dan bujukan moral menjadi topik permasalahan yang sangat menantang dan perlu dihadapi serta disikapi secara adil dan bijaksana. Maka dari itu, disinilah guru harus memiliki kompetensi dan keterampilan yang sesuai dengan filosofi Pratap Triloka dari Ki Hajar Dewantara dengan menjadi role model sosok teladan yang positif, motivator bagi murid untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. 

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Dalam pengambilan keputusan, ada tiga prinsip yang dapat dimbil yakni Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan sangat berkaitan dengan nilai- nilai yang tertanam dalam diri. 

Contohnya, guru yang memiliki rasa empati yang tinggi, rasa kasih sayang dan kepedulian maka akan memilih prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Sedangkan guru yang memiliki sikap jujur dan komitmen yang kuat untuk tunduk pada peraturan biasanya memilih prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking). Dan guru yang reflektif dan memiliki jiwa sosial yang tinggi biasanya memilih prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking).

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun