Mohon tunggu...
Susi Budi Utami Yuli Yantias
Susi Budi Utami Yuli Yantias Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN Manding Daya 1

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Koneksi Antar Materi 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin Pembelajaran

13 Februari 2024   14:47 Diperbarui: 13 Februari 2024   15:00 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Canva : Tugas Modul 3.1_Susi Budi Utami Y.

Ada hal menarik bagi saya sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) setelah mempelajari modul 3.1 mengenai pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin pembelajaran. Hal menarik itu diantaranya, ketika seorang guru dihadapkan pada situasi dilema etika maupun bujukan moral. Di waktu yang bersamaan inilah, guru juga dituntut untuk terampil dalam membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini sesuai peraturan yang berlaku. Dalam mengambil keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin (guru) haruslah bijaksana. 

Untuk itu, perlunya pemahaman pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan tersebut. Dalam pengambilan keputusan, guru juga disarankan untuk menerapkan prinsip atau dasar pengambilan keputusan yang tepat dengan menggunakan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara (KHD) dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka dalam pendidikan merupakan sistem among bagi guru. Pratap Triloka meliputi ing ngarsa sung tuladha, artinya seorang guru menjadi teladan bagi muridnya. Ing madya mangun karsa, artinya guru menjalin komunikasi yang baik diantara muridnya. Tut wuri handayani, yaitu guru selalu memotivasi serta mendorong muridnya berkembang sesuai potensinya.

Selain menjalankan perannya sebagai guru, guru biasanya juga dihadapkan dalam situasi dilema etika dan bujukan moral. Dilema etika merupakan sebuah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih dua pilihan. Di mana kedua pilihan benar secara moral, tetapi bertentangan. Bujukan moral adalah sebuah situasi ketika pendidik harus memilih keputusan benar atau salah.


Oleh karena itu, penulis sendiri menyimpulkan bahwa adanya pengaruh pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka terhadap sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Dalam hal ini, guru juga menyadari bahwa dalam lingkungan sekolah dapat dikatakan dilema etika dan bujukan moral menjadi topik permasalahan yang sangat menantang dan perlu dihadapi serta disikapi secara adil dan bijaksana. Maka dari itu, disinilah guru harus memiliki kompetensi dan keterampilan yang sesuai dengan filosofi Pratap Triloka dari Ki Hajar Dewantara dengan menjadi role model sosok teladan yang positif, motivator bagi murid untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. 

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Dalam pengambilan keputusan, ada tiga prinsip yang dapat dimbil yakni Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan sangat berkaitan dengan nilai- nilai yang tertanam dalam diri. 

Contohnya, guru yang memiliki rasa empati yang tinggi, rasa kasih sayang dan kepedulian maka akan memilih prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Sedangkan guru yang memiliki sikap jujur dan komitmen yang kuat untuk tunduk pada peraturan biasanya memilih prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking). Dan guru yang reflektif dan memiliki jiwa sosial yang tinggi biasanya memilih prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking).

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Penulis menyadari bahwa materi pengambilan keputusan pada modul 3.1 ini ternyata memiliki keterkaitan yang erat dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang pernah dilakukan pada modul 2.3 sebelumnya. Pada proses coaching kita membantu agar coachee dapat membuat keputusannya secara mandiri. Tetapi berbeda pada modul 3.1 ini, kita kembali melakukan penilaian terhadap diri sendiri atau dapat dikatakan sebagai suatu refleksi apakah keputusan yang dibuat tersebut dapat dipertanggungjawabkan ? apakah keputusan yang diambil sudah berpihak pada murid? Atau keputusan yang diambil sudah mengandung nilai-nilai kebajikan? Dalam pembelajaran pada modul 3.1 inilah, penulis diberikan petunjuk atau langkah-langkah dalam pengambilan keputusan yang bijaksana meliputi 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan yang bijaksana.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Kita sebagai seorang pendidik di lingkungan sekolah, tentunya sudah pasti akan dihadapkan pada situasi dilema etika atau bujukan moral. Pada modul 3.1 ini juga disertai pembahasan dari berbagai studi yang biasa terjadi dan mungkin saja pernah dialami oleh sebagian guru. Hal inilah yang menjadi sebuah pengalaman dan pembelajaran agar nantinya guru-guru tidak terjebak dalam situasi dilema etika maupun bujukan moral sehingga nantinya guru dapat bertindak secara bijaksana.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Bagi penulis pengambilan keputusan ini memiliki arti yang sangat penting bagi sekolah dan juga warga sekolah. Pengambilan keputusan yang tepat, nantinya akan menghasilkan suatu perubahan terhadap sekolah menuju ke arah yang lebih baik. Selain itu juga, dapat terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Namun sebaliknya juga, apabila dalam pengambilan keputusan yang salah, sudah jelas nantinya dapat memberikan dampak buruk atau negatif terhadap kemajuan sekolah itu sendiri.

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Suatu perubahan tidak dapat dilakukan secara instan. Namun, dapat kita lakukan dengan mencobanya melalui usaha dan sebuah proses panjang. Tidak dapat dipungkiri, kasus dilema etika pun masih akan menjadi bagian yang harus dihadapi dan disikapi secara bijak di lingkungan sekolah. Menurut penulis, sebagai seorang guru sekaligus pemimpin pembelajaran harus tetap fokus terhadap tujuan kepentingan bersama tanpa merugikan orang lain serta dapat menganalisis bersama dengan adanya dukungan dan semangat dari rekan sejawat.

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Guru sebagai pemimpin pembelajaran tentunya pengambilan keputusan akan sangat berpengaruh pada pengajaran yang diberikan kepada murid. Dengan demikian, tentunya ketika guru dalam mengambil suatu keputusan yang tepat, maka dapat menciptakan pembelajaran berpihak pada murid menjadi lebih bermakna dan nyaman serta menyenangkan.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Masa depan murid dapat dikatakan berada di tangan guru. Sebab, setiap pengambilan keputusan yang dilakukan guru secara tepat dan bijak, maka akan berpengaruh terhadap masa depan murid-muridnya. Dengan keputusan yang dilakukan guru nantinya murid-murid akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan mandiri tanpa ketergantungan dari orang lain.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Penulis dapat menyimpulkan dan memetik pembelajaran dari modul ini yaitu bahwa setiap pengambilan keputusan yang dilakukan guru sebagai pemimpin pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan murid di masa depan. pemikiran pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka tepat dapat berdampak pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Keputusan yang diambil seorang guru, juga dapat mempengaruhi pengajaran yang memerdekakan murid sehingga dapat membentuk karakter murid sesuai Profil Pelajar Pancasila.

Penulis: Susi Budi Utami Yuli Yantias
(Guru SDN MANDING DAYA I)

CGP Angkatan 9 Kab. Sumenep

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun