Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tahuku

28 Januari 2021   05:16 Diperbarui: 28 Januari 2021   06:28 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, kami masih belum boleh belajar tatap muka. Namun, menerangkan pelajaran matematika melalui media blog dan video youtube rasanya kok belum cukup. Maklum, kami belum bisa mengakses Zoom atau media sejenis seperti G-Meet. Bahkan video call dengan WA pun masih terkendala sinyal internet yang belum stabil dan merata.

Oleh karena itu, sembari siswa yang lain belajar dengan media blog, beberapa anak kuminta datang. Kali ini kelompok Eva mendapat giliran belajar di kelas. Tidak lama, sebentar saja. Tapi, tahukah Anda berapa yang datang? Hanya empat orang. Yang satu, perempuan, tidak datang. Kami tidak tahu apa alasannya tidak bisa hadir. Satu lagi, laki-laki. Kata Eva, ia membantu neneknya mengusir burung di sawah. Aku pun memaklumi. Saat ini burung pipit menjadi hama di areal persawahan yang padinya mulai menguning. Meskipun tidak mengirim kabar melalui gadget, setidaknya, dari Eva aku tahu alasan ketidakhadirannya.

Di sela-sela menerangkan konsep volume prisma segiempat, Bibik Tahu datang. Pada motor matic-nya, Bibik Tahu mengikat box berisi tahu kulit dan tahu putih untuk dijajakan. Aku bukan pelanggan tetap tetapi sering membeli. Maksudnya bukan pelanggan tetap adalah tidak setiap ia datang aku membeli tahu dagangannya.

Kebetulan, materi pelajaran matematika yang akan kuajarkan kepada kelompok kecil itu tentang konsep bangun ruang. Tahu yang baru dibeli kugantungkan di motor. Kuambil empat buah tahu saja dan kubawa masuk ke dalam kelas. Beruntungnya, di dalam tas ada cutter. Alat ini selalu berdampingan dengan gunting kecil dalam katong pensil.

"Anak-anak, kalian berempat lihat tahu-tahu ini! Dengan tahu ini kita akan belajar cara mencari volum prisma segiempat," kataku sambil menunjukkan empat potong tahu kepada mereka.

Setiap anak kuberi satu buah. Lalu satiap tahu kupotong menjadi empat bagian yang relatif sama besar.

"Anak-anak, apakah volum itu?" Aku bertanya kepada mereka setelah menuliskan kata "Volume" di papan tulis.

"Isi, Pak!" jawab Eva sambil mengacungkan telunjuk jari tangan kanannya.

"Benarkah, Yuli?" Kulempar pertanyaan kepada Yuli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun