Atar memandang kebingungan, “ Cuma begitu saja yang saya tahu, Pak.”
“ Pak, apakah ada lagi yang ingin Bapak sampaikan pada saya?” tanya Atar.
“ Tidak ada Atar. Terima kasih sudah mau meringankan tugasku.” pesan Pak Hasan pada Atar.
“Baik Pak, kalau begitu saya permisi dulu!” jawab Atar sambil meninggalkan ruang kerja Pak Hasan.
Sebenarnyalah, tanpa Pak Hasan memintanya secara khusus, Atar juga selama telah menjaga Dewi, tetapi rupanya karena Pak Hasan telah mendengar kabar tentang hubungan Dewi dan Johan hal itu menimbulkan kekhawatiran tersendiri.
Sejak saat itu, Atar selalu memperhatikan gerak-gerik Dewi dan Johan secara intensif. Bahkan, saat Dewi ke rumah Johan, Atar akan selalu mencari alasan untuk menyertai Dewi. Dewi bukannya tidak tahu kelakuan Atar yang mencurigakan, tetapi setelah dipikir-pikir, Dewi mengerti kalau Atar pasti disuruh ayahnya.
***
Hari yang ditunggu Dewi tiba, ketika ia meminta ayahnya menerima kedatangan Johan untuk menegaskan hubungan mereka. Pak Hasan dengan bijak dan lapang dada menerima kedatangan Johan.
Johan telah duduk di hadapan Pak Hasan dengan wajah tertunduk dan serius.
“ Minum dulu, Nak Johan! Bagaimana kabar ibumu?” tanya Pak Hasan pada Johan agar lebih santai.
“ Baik, Pak,” jawab Johan singkat. Mereka kemudian membicarakan tentang minuman yang cocok saat musim hujan tiba karena akhir-akhir ini cuaca sering mendung.