Mohon tunggu...
Sonya Alkorisna
Sonya Alkorisna Mohon Tunggu... Guru - Sator Arepo Tenent Opera Rotas

DoubleO and family is Evrything

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cinta Perajut Noken Papua

18 Mei 2020   13:14 Diperbarui: 18 Mei 2020   13:31 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi rajutan noken Papua dari serat kulit kayu, (sumber: www.kompas.com

Jauh sebelum melihat dan belajar banyak dari perajut,  sedari belia beberapa busana saya merupakan hasil rajutan seperti kaus kaki, tas dan topi. Di rumah juga terdapat beberapa taplak meja cantik hasil rajutan saudari bapak saya. 

Pernak-pernik tersebut begitu nyaman dipakai dan saya percaya merupakan karya berharga. Makanya pada banyak kesempatan saya memberikan bahan hasil rajutan yang jual di pasar kepada sahabat sebagai kenang-kenangan.


Terakhir saya berikan kenangan serupa kepada sahabat, sebelum rantau ke Papua. Tempat terdapat sebagian besar perempuannya memiliki keterampilan merajut tas. 

Hasil rajutan tas tersebut oleh masyarakat setempat dinamakan noken.  Noken banyak dijumpai di pasar-pasar Papua sebagai salah satu barang jualan (sovenir khas Papua) seperti yang terdapat  di Pasar Wamanggu Merauke Papua. 

Sepintas ketika saya amati di pasar tersebut,  noken dirajut dari benang yang berasal dari serat kulit kayu yang diolah sedemikian rupa  secara tradisional sehingga menyerupai benang rami. 

Ada juga beberapa noken yang dirajuat menggunkan benang polyester. Membedakan noken berdasarkan bahan rajutan cukup mudah oleh kaum awam hanya dengan melihat dan menyentuhnya. 

Selain itu harga jual noken berdasarkan bahan pembuatannya berbeda jauh, yang berharga lebih tinggi tentu saja noken berbahan serat kulit kayu mengingat prosesnya masih tradisional sebagimana tutur pedagang noken setiap mempromosikannya.

Terlepas dari bahan pembuatan noken, Perempuan Papua selain menjual noken di pasar, hasil rajutan yang menyerupai tas tersebut lazim digunakan sebagai alat menggendong bayi dan juga menggendong hasil pertanian seperti umbi-umbian. 

Layaknya kebutuhan pokok noken bagi perempuan Papua di samping sebagai alat penting yang tidak terpisahkan dalam kehidupan yang secara singkat saya sampaikan, secara tersirat mengadung nilai hidup.

Nilai hidup yang saya maksud, berkaitan dengan proses merajut  noken Papua adalah ketelitian dan kesabaran. Sama seperti perajut lainya telah menghasilkan karya indah, perajut noken yang saya lihat di sini (Papua), secara langsung menghadapi kenyataan bagaimana harus sabar memperbaiki benang yang kusut, memadukan benang yang berbeda warna agar terlihat apik dan juga ketelitian dalam membuat pola agar bentuknya rapi. 

Ketelitian dan kesabaran serupa yang pasti sepenuh hati dan cinta mengajarkan perajut selalu bahagia dan rela separuh waktu dan tenaga fokus untukmu pencinta rajutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun