Mohon tunggu...
Gui Susan
Gui Susan Mohon Tunggu... lainnya -

Pencinta buku, seorang ibu dari Fadhlur Rahman Al Kautsar dan anak dari Gui Hok Yang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perempuan itu Bernama Umi

25 November 2016   23:48 Diperbarui: 26 November 2016   00:00 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Alam ini ya harus diperlakukan baik, maka alam akan memberikan hal yang baik kepada kita” ujar Umi.

Mengisi Waktu Luang

Pernikahanlah yang membawa Umi pindah ke desa nelayan Morodemak, Demak. Supiyan, suami Umi adalah seorang nelayan tradisional dengan ukuran perahu hanya 5 meter. Setiap hari Umi disibukkan dengan urusan domestik, mulai dari membersihkan rumah, mengurus anak hingga mengurus perbekalan suami sebelum melaut.

Sebelum bergabung dengan Puspita Bahari, Umi memiliki waktu luang yang cukup banyak. Pada pukul 12.00 siang biasanya Umi sudah bisa sedikit santai sambil menunggu anak-anaknya pulang sekolah. Mayoritas perempuan nelayan di daerahnya melakukan hal yang sama, namun berbeda dengan perempuan nelayan yang terlibat dalam kelompok Puspita Bahari.

Ditambah lagi Umi pernah menonton ketua Puspita Bahari yaitu Mba Nuk atau Masnuah di televisi dan berkisah tentang perjalan panjangnya memperjuangkan perempuan nelayan.

“Saya tahu Mba Nuk, dia perempuan yang pernah bikin geger kampung ini. Karena dulu perempuan itu ya meneng wae nang omah (diam saja di rumah). Di pukul ya diam, ditendang ya diam, dikasih uang sedikit ya artinya ngutang. Nah Puspita Bahari yaitu Mba Nuk itu yang membuat perempuan sadar untuk tidak pasrah kebangeten” Ujar Umi

Selain itu, Umi sering melihat Mba Nuk aktif dibeberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat dan membantu nelayan-nelayan yang sudah tua untuk mendapatkan akses pengobatan gratis. Pada tahun 2015, Uminatus Sholikah akhirnya memutuskan untuk bergabung untuk memperjuangkan hak-hak perempuan nelayan.

Baginya keputusan bergabung dengan Puspita Bahari bukan sekedar untuk mengisi waktu luang, keterlibatannya dalam kelompok perempuan lebih kepada keinginannya mendorong perempuan nelayan untuk lebih mandiri dan sejahtera.

“Saya juga berpikir, penting untuk mendorong perempuan untuk sadar akan pentingnya pendidikan” tambah Umi

Menjadi Api

Hari ini aktifitas Umi kian padat. Ia bukan hanya membantu warga nelayan untuk mendapatkan informasi tentang kartu nelayan dan BPJS kesehatan. Dalam pada itu, Umi terus mendorong perempuan nelayan untuk menyadari hak-haknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun