Dengan demikian, kreator di TikTok berperan sebagai agen perubahan budaya yang mampu memperluas wawasan, membentuk persepsi, serta mempromosikan keberagaman budaya secara kreatif dan interaktif di kalangan remaja.
Dampak Jangka Panjang Peran Kreator dalam Pembentukan Persepsi Budaya di Masyarakat sangat kompleks dan multidimensi.
Berikut beberapa poin utama yang didukung oleh hasil penelitian dan kasus nyata:
- Penguatan atau Pelemahan Budaya Lokal : Kreator dapat memajukan budaya lokal dengan menghadirkan konten otentik yang mewakili tradisi dan nilai komunitas. Namun, jika konten lebih mengutamakan daya tarik viral tanpa memperhatikan sensitivitas budaya, hal ini dapat menyebabkan erosi identitas budaya dan melemahkan nilai-nilai lokal.
- Pembentukan Stereotip dan Opini Publik : Konten viral yang kurang sensitif dapat membentuk stereotip negatif terhadap kelompok atau daerah tertentu. Misalnya, kasus viral yang melibatkan interpretasi budaya kuliner di Palembang menunjukkan bagaimana satu konten bisa mencemarkan reputasi suatu komunitas secara nasional, membentuk opini publik yang merugikan.
- Perubahan Pola Komunikasi dan Identitas Budaya : Kreator menjadi figur panutan baru dalam menetapkan nilai, gaya hidup, dan pola komunikasi remaja. Ini berkontribusi pada penciptaan identitas budaya baru yang lebih cair dan global, tetapi juga menimbulkan tantangan berupa krisis identitas dan tekanan sosial di kalangan remaja.
- Peluang Pelestarian dan Adaptasi Budaya : Secara positif, kreator dapat menjadi agen pelestarian budaya dengan mendokumentasikan dan mempromosikan praktik budaya lokal ke audiens yang lebih luas. Kolaborasi dengan komunitas dan lembaga pendidikan dapat memperbaiki akurasi dan jangkauan konten budaya, meskipun harus diimbangi dengan etika representasi.
- Risiko Representasi Keliru dan Apropriasi Budaya : Jika kreator tidak memahami atau mengabaikan konteks budaya, risiko misrepresentasi dan apropriasi budaya meningkat. Ini dapat menimbulkan ketegangan sosial dan mengaburkan makna asli budaya yang diangkat.
- Transformasi Ekosistem Digital dan Diskursus Publik : Kreator tidak hanya membentuk tren, namun juga berperan sebagai pemandu opini publik. Mereka dapat mendorong diskusi yang konstruktif atau justru memicu cancel culture yang merusak jika tidak disertai dengan prinsip etika digital dan wawasan budaya yang memadai.
Secara keseluruhan, peran kreator dalam membentuk persepsi budaya bersifat ambivalen: dapat menjadi kekuatan positif untuk edukasi dan pelestarian, namun juga berpotensi menimbulkan dampak negatif jika tidak diimbangi dengan tanggung jawab dan etika digital. Kolaborasi antara kreator, pakar, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan ekosistem digital yang inklusif, berwawasan, dan menghormati keberagaman budaya.
TikTok memiliki potensi besar sebagai jembatan komunikasi antarbudaya di kalangan remaja, mampu memperluas wawasan, membangun toleransi, dan mendorong kreativitas lintas budaya. Namun, tantangan berupa penyebaran stereotip, tekanan sosial, dan ketimpangan representasi tetap harus diantisipasi. Pengguna, khususnya remaja, perlu mengembangkan sikap kritis dan bijaksana dalam berinteraksi dan mengonsumsi konten di TikTok agar platform ini benar-benar menjadi alat yang memperkuat pemahaman dan harmoni antarbudaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI