Dan Silsilah Wayang Krucil Blora yang sering pentas di Situs Mbah Mayrah/Ratu Ayu Mirah/Raden Dewi Maerah sudah tersambung garis keluarganya melalui Kitab Al Fatawi, dimana dari kitab tersebut terceritakan, Mbah Mayrah/Ratu Ayu Mirah/Raden Dewi Maerah merupakan Putri Arya Jipang/Aryo Penangsang Bin Pangeran Surowiyoto/R. Kikin Bin Sultan Fatah Bin Prabu Brawijaya Kertabumi V Majapahit.
Jadi, menurut kami, bahwa Kabupaten Blora sebagai pewaris Seni Wayang Krucil sudah mendekati kebenaran, dari Cerita Sejarah Wayang Krucil di Ensiklopedia Blora Cetakan ke-7, bahwa Wayang Krucil sudah ada sejak tahun 1315 di era Prabu Brawijaya Kertabumi V Majapahit saat itu.
Sesuai dengan Lakon Damarwulan Ngadek Ratu Ing Majapahit yang sudah di Pentaskan di Bali maupun di Jakarta.
Yang berikutnya adalah tentang Pemutaran musik instrumen musik tradisional Khas Blora, Gending Barongan/Wayang Krucil diinstansi pemerintah, dari keterangan salah satu dr. Â Bisa menenangkan pikiran, sehingga dalam bekerja lebih bersemangat.
Yang ke 5, karena Pendataan di Situs Mbah Ndoro Balun dan Situs Mbah Mayrah Sorogo Ngelo sudah dilaksanakan, kami mohon untuk dibuatkan surat ODCB sebagai bukti pendataan dari pemkab.
Itulah yang kami sampaikan pesan dari masyarakat di Kabupaten Blora melalui Pengurus tingkat Desa/Kelurahan dan Kecamatan". Ungkapnya.
Setelah itu, Sekda Blora, Â Komang Gede Irawadi, melalui Asisten 1 Pemkab Blora, Agus mengatakan, "Baiklah, semua masukan sudah saya catat dan Pemkab menyambut baik serta mengapresiasi silaturahmi dan audensi PANI.
Ada beberapa masukan dan saran dalam audensi tersebut, yang nanti atau ke depan akan kita koordinasikan dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang menangani untuk tindak lanjut.
Semoga nguri - nguri kebudayaan lokal dapat lestari dan dapat memajukan Kebudayaan Blora di seluruh Nusantara." Pungkasnya