"Di Temanggung," kata Panudi, "ada satu desa yang awalnya hanya bayar Rp750 ribu untuk internet balai desa. Setelah dikembangkan jadi jaringan warga, iurannya tembus Rp5 juta per bulan. Tiga anak muda desa jadi pengelola. Dapat gaji dari situ."
"Modalnya?" tanya Pakde.
"Modal semangat," jawab Kamal. "Dan sedikit kepercayaan."
Pakde mengangguk, lalu menghembuskan asap terakhir dari rokoknya. "Kalau begitu, buatlah sistem yang bisa ditiru. Kita mulai dari satu desa, lalu menular ke desa lain. Tapi ingat: jangan tergesa."
Mas Bowo membuka flashdisk. "Saya bawa konten video edukasi, modul instalasi, dan contoh interface. Gratis semua. Tapi jangan disebar ke luar dulu. Uji coba dulu."
Kopi sudah tinggal ampas. Tapi semangat mereka baru mulai naik.
Â
Perokok, Pemikir, dan Petarung Desa
Pakde menyulut rokok keempatnya. "Aku  masih merokok karena satu alasan: tiap isapan itu seperti jeda. Jeda berpikir."
Panudi tertawa. "Kalau kami, Pakde, berpikir sambil ngopi."
"Sama saja," jawab Pakde. "Yang penting jangan berhenti berpikir untuk desa."
"Pakde," ujar Kamal, "bagaimana caranya bikin orang desa percaya pada teknologi?"