Mohon tunggu...
Suryokoco Suryoputro
Suryokoco Suryoputro Mohon Tunggu... Bicara tentang Desa - Kopi - Tembakau - Perantauan

Berbagi pandangan tentang Desa, Kopi dan Tembakau untuk Indonesia. Aktif di Organisasi Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara, Koperasi Komunitas Desa Indonesia, Komunitas Perokok Bijak, Komuitas Moblie Journalis Indonesia dan beberapa organisasi komunitas perantau

Selanjutnya

Tutup

Diary

NGOBROL PAGI #018: Tantangan Desa sambut Makan Bergizi Gratis @KompasianaDESA

7 Februari 2025   07:46 Diperbarui: 7 Februari 2025   07:46 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setyo Dwi Herwanto (Penabulu)

RISALAH PERTEMUANNGOBROL PAGI #018Ruang Pertemuan: Zoom Meeting Ruang Komunitas
Topik: Tantangan Desa dalam Menyambut Program Makan Siang Gratis
Hari/Tanggal: Jumat, 7 Februari 2025
Waktu: 06:00 - 07:40 WIB
Moderator: Panudi
Narasumber:

  • Setyo Dwi Herwanto (Penabulu)
  • Suryokoco (Ketua Umum RPDN)

1. Pembukaan

Pertemuan dibuka oleh moderator, Panudi, pada pukul 06:00 WIB dengan mengucapkan salam dan mengkonfirmasi kehadiran peserta serta narasumber. Moderator menekankan bahwa diskusi kali ini membahas tantangan desa dalam menyambut program makan siang gratis, sebuah program dari pemerintahan yang akan segera diimplementasikan.

2. Paparan Narasumber

A. Pemaparan Suryokoco

  • Program makan siang gratis disambut dengan euforia dan harapan tinggi, namun ada tantangan dalam efisiensi anggaran dan keterlibatan desa.
  • Desa harus melihat program ini sebagai peluang pasar baru, termasuk bagi petani, pengusaha desa, dan BUMDes.
  • Kebersamaan dan sinergi antara badan gizi, usaha mikro, dan badan usaha milik desa menjadi kunci dalam menyukseskan program ini.
  • Keterlibatan pemerintah desa diperlukan untuk standarisasi dan pengawasan agar makanan yang disediakan memenuhi standar gizi.

B. Pemaparan Setyo Dwi Herwanto

  • Program makan siang gratis masih dalam tahap uji coba, dengan pelaksanaan awal lebih banyak di wilayah perkotaan seperti Depok dan beberapa kota lainnya.
  • Belum ada kejelasan bagaimana implementasi program ini di wilayah pedesaan, meskipun desa memiliki banyak sekolah dan pesantren yang dapat menjadi penerima manfaat.
  • Setiap desa umumnya memiliki setidaknya satu SD dan beberapa pesantren, dengan jumlah siswa berkisar 120 hingga 200 anak per desa.
  • Jika program ini diterapkan di desa, ada kebutuhan pangan yang besar, seperti beras sekitar 70 kg per hari untuk memenuhi kebutuhan siswa. Dalam satu bulan, kebutuhan beras bisa mencapai 2 ton, dan dalam empat bulan, sekitar 8,4 ton.
  • Selain beras, kebutuhan akan lauk, sayuran, dan buah juga perlu dipertimbangkan, yang akan menciptakan peluang ekonomi bagi petani dan peternak lokal.
  • Jika harga beras Rp10.000 per kg, dalam empat bulan bisa beredar dana sekitar Rp84 juta hanya untuk beras. Jika dihitung secara keseluruhan dengan tambahan lauk dan buah, potensi dana yang beredar dalam setahun bisa mencapai lebih dari Rp1 miliar per desa.
  • Tantangan terbesar adalah bagaimana memastikan bahwa produksi dan distribusi bahan pangan tetap stabil di tingkat desa.
  • Pentingnya sinergi antara pemerintah desa, Bumdes, koperasi, dan kelompok tani dalam memenuhi kebutuhan bahan baku secara lokal agar program ini tidak hanya sukses tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif di desa.
  • Desa perlu menyiapkan infrastruktur dapur umum atau sistem distribusi makanan agar efektivitas pelaksanaan program ini bisa berjalan lancar.
  • Model kolaboratif, seperti melibatkan PKK atau Posyandu dalam penyediaan makanan sehat, bisa menjadi solusi bagi keberlangsungan program ini.
  • Program ini tidak hanya berdampak pada ekonomi desa tetapi juga berpotensi meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak-anak desa dengan asupan gizi yang lebih baik.

3. Diskusi dan Masukan Peserta

A. Masukan dari Panudi

  • Program ini membutuhkan sinergi yang kuat dari berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, warga, dan organisasi lokal.
  • Perlu ada mekanisme distribusi dan pemetaan desa yang siap mengelola program ini.

B. Masukan dari Azfa Mutiara Pabulo

  • Desa memiliki banyak organisasi yang dapat diberdayakan, seperti KWT (Kelompok Wanita Tani), PKK, dan Karang Taruna.
  • BUMDes bisa menjadi penghubung antara produksi pangan di desa dan distribusi makanan ke penerima manfaat.
  • Pembangunan sistem yang terintegrasi dapat memastikan efektivitas program.

C. Masukan dari E. Djumhana (Banten)

  • Pentingnya inovasi dan kreativitas dalam implementasi program makan siang gratis.
  • Program ini harus bisa melibatkan komunitas desa Nusantara untuk berbagi pengalaman dan solusi.
  • Perlu ada kolaborasi dengan relawan pemerhati desa untuk mendukung pendampingan dan edukasi desa terkait program ini.

4. Kesimpulan dan Rekomendasi

  1. Keterlibatan Multi Pihak: Desa harus berkolaborasi dengan pemerintah daerah, badan usaha desa, dan organisasi sosial untuk menyukseskan program ini.
  2. Efisiensi Anggaran: Program ini harus memanfaatkan sumber daya lokal seperti pertanian desa dan UMKM untuk efisiensi biaya dan keberlanjutan.
  3. Mekanisme Implementasi: Harus ada kejelasan dalam distribusi, siapa yang bertanggung jawab, serta keterlibatan komunitas untuk memastikan kualitas makanan.
  4. Pendekatan Berbasis Komunitas: Gotong royong desa dapat menjadi strategi dalam penerapan program ini, misalnya melalui Jumat Berkah atau sistem arisan pangan.
  5. Peningkatan Kesadaran dan Digitalisasi: Edukasi kepada masyarakat tentang manfaat gizi dan pemanfaatan teknologi digital untuk pencatatan dan pemantauan pelaksanaan program.
  6. Pilot Project di Beberapa Desa: Sebagai langkah awal, beberapa desa dapat dijadikan contoh sebelum implementasi skala nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun