Mohon tunggu...
Surya Wira
Surya Wira Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya dalah seorang Mahasiswa akhir Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, kemudian saya berasal dari sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang terkenal dengan sebutan kota susu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Satu Karung Tikus, Segunung Kebersamaan: Mahasiswa UNNES dan Warga Karangwuni Kompak Lakukan Gropyokan Tikus Menjelang Musim Tanam

15 Oktober 2025   23:38 Diperbarui: 16 Oktober 2025   10:12 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Dokumentasi kegiatan dilapangkan)

Minggu pagi, 12 Oktober 2025, suasana Desa Karangwuni, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, tampak lebih ramai dari biasanya. Sejak pukul 07.00 WIB, sekitar enam puluh warga bersama dua belas mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) turun langsung ke area persawahan untuk melaksanakan kegiatan gropyokan tikus. Tradisi ini sudah menjadi kegiatan rutin warga Karangwuni menjelang masa tanam padi, sebagai bentuk kepedulian terhadap lahan pertanian dan upaya menjaga hasil panen agar tetap maksimal.

Kegiatan gropyokan tikus ini dipimpin langsung oleh Kepala Desa Karangwuni, Bapak Hartono, S.H., serta didukung penuh oleh Surya Wira selaku Koordinator Mahasiswa Desa (Kormades) KKN UNNES. Dalam arahannya sebelum kegiatan dimulai, Bapak Hartono menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini bukan hanya untuk membasmi hama, tetapi juga untuk mempererat hubungan antarwarga sekaligus menanamkan nilai kebersamaan kepada generasi muda. "Gotong royong adalah napas kehidupan desa. Dengan kebersamaan, kita bukan hanya menjaga sawah, tapi juga menjaga nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi," ujar beliau di hadapan seluruh peserta yang tampak antusias.

Untuk memperlancar pelaksanaan, seluruh peserta dibagi menjadi empat regu. Masing-masing regu dipimpin oleh seorang koordinator lapangan yang bertanggung jawab mengatur jalannya kegiatan di area yang telah ditentukan. Para warga dan mahasiswa bergerak menyusuri pematang sawah dengan semangat tinggi, membawa alat sederhana seperti balok kayu yang digunakan untuk memukul hama tikus, mesin penyedot air untuk membanjiri sarang, serta racikan oli yang dicampur dengan obat pembasmi hama. Cara tradisional ini terbukti efektif, terlebih karena dilakukan dengan kekompakan dan kerja sama yang solid.

Mahasiswa KKN UNNES yang berjumlah dua belas orang tampak aktif membantu para petani, tanpa canggung berbaur dan ikut terjun ke lumpur sawah. "Awalnya kami mengira kegiatan ini akan sederhana, tapi ternyata sangat seru dan penuh makna. Kami belajar bagaimana masyarakat desa menjaga sawahnya dengan cara tradisional yang penuh kebersamaan," ujar Surya Wira, Kormades KKN UNNES, sambil tersenyum bangga melihat antusiasme warga. Suasana gembira tampak di setiap sudut sawah. Ada yang tertawa karena tikus melompat ke arah mereka, ada yang berteriak memberi aba-aba, semuanya berbaur dalam semangat yang sama: menjaga lahan mereka dari serangan hama.

Setelah hampir dua jam bekerja sama di bawah sinar matahari pagi, hasilnya sangat memuaskan. Para peserta berhasil menangkap satu karung penuh hama tikus, dari ukuran kecil hingga besar. Tikus-tikus tersebut dikumpulkan di titik akhir kegiatan untuk dimusnahkan dengan cara aman, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Bagi warga Karangwuni, kegiatan ini bukan hanya persoalan pertanian, tetapi juga wujud dari rasa cinta terhadap tanah kelahiran dan bentuk nyata pelestarian budaya gotong royong yang telah lama mengakar di kehidupan desa.

Kegiatan gropyokan tikus ini sekaligus menjadi contoh kolaborasi yang baik antara masyarakat, pemerintah desa, dan mahasiswa. Selama masa KKN, mahasiswa UNNES tidak hanya berfokus pada kegiatan akademis dan pendampingan hukum, tetapi juga turut terlibat dalam aktivitas sosial dan lingkungan yang menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari warga Karangwuni. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa sinergi antara dunia akademik dan masyarakat dapat menghadirkan dampak nyata, baik secara sosial maupun ekologis. Melalui partisipasi aktif mahasiswa, nilai-nilai seperti kebersamaan, kepedulian, dan tanggung jawab sosial dapat tersampaikan secara langsung kepada masyarakat.

Lebih dari sekedar kegiatan membasmi hama, gropyokan tikus ini menjadi simbol kuat dari semangat gotong royong dan persatuan warga. Tradisi ini memperlihatkan bahwa di tengah arus modernisasi dan kemajuan teknologi pertanian, masyarakat desa masih memegang teguh cara-cara tradisional yang sarat makna sosial. Nilai-nilai seperti kerja sama, solidaritas, dan kepedulian terhadap lingkungan menjadi pondasi yang menjaga harmoni kehidupan desa. Seperti yang diungkapkan Surya Wira, "Kegiatan ini mengajarkan kami bahwa menjaga sawah bukan hanya tentang bertani, tapi tentang menjaga kebersamaan dan rasa saling peduli antarwarga."

Dari Desa Karangwuni, semangat itu terus hidup. Gropyokan tikus bukan sekadar kegiatan musiman, tetapi menjadi simbol kekuatan sosial yang menyatukan masyarakat lintas usia dan latar belakang. Bagi mahasiswa KKN UNNES, pengalaman ini menjadi pelajaran berharga tentang arti gotong royong yang sesungguhnya. Dan bagi warga Karangwuni, kegiatan ini adalah cara mereka menjaga warisan leluhur: bahwa kerja keras dan kebersamaan akan selalu menjadi kunci utama kesejahteraan desa. Satu karung tikus berhasil ditangkap, tetapi yang jauh lebih berharga adalah segunung kebersamaan yang terjalin di antara mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun