Mohon tunggu...
Suryan Nuloh Al Raniri
Suryan Nuloh Al Raniri Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Penulis dan Pembicara

Membuat senang orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Taare Zameen Par: Sebuah Film Yang Membuat Tobat Orang Tua

2 April 2024   00:10 Diperbarui: 2 April 2024   00:11 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taare Zameen Par (foto:bobo) 

Mengisi waktu luang bersama keluarga, dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan, salah satunya menonton film. Ada film yang bagus untuk keluarga, sehingga dapat berurai air mata. Film ini mengisahkan seorang anak kecil yang dianggap bodoh oleh guru dan teman-temannya. Bahkan oleh orang tuanya sendiri. Judul filmnya "Taare Zameen Par". Dikisahkan di ruang kelas, Ihsan ditanya oleh guru matematika. Pertanyaannya membuat Ihsan bingung tujuh keliling, bahkan teman-temannya menertawakan. 

Ihsan adalah anak yang spesial, ketika melihat angka-angka. Seolah-olah angka tersebut beterbangan dan terbalik. Pernah suatu ketika, kepala sekolah mengirim surat pada ibunya. Bahwa nilai Ihsan mendapat nol. Bapaknya yang habis pulang kerja, mendengar berita tersebut langsung marah dan menampar Ihsan. 

Bapaknya agak lain yang selalu membandingkan Ihsan dengan Kakaknya yang jago tenis. Ihsan lari dan kabur, saat dalam pelarian Ihsan bertemu anak-anak yang berkelahi, lalu dipisahkan Ihsan. Akan tetapi orang tua teman-temannya tidak menerima lalu mengadu pada orang tua Ihsan. 

Karena sering membuat ulah, akhirnya Ihsan dipindahkan sekolahnya ke asrama yang jauh dari kota. Di sekolah barunya, ada seorang guru seni yang membawakan metode belajar yang berbeda. Saat pelajaran melukis, Ihsan kedapatan melukis gurunya yang sama persis. Dari situlah bakat Ihsan ditemukan, jago melukis. Untuk membuktikannya, guru seni mengadakan lomba melukis tingkat Kabupaten. Dan salah satu pesertanya adalah Ihsan. Sampai akhirnya Ihsan mendapat Juara pertama. 

Dari film tersebut dapat diambil hikmahnya, bahwa setiap anak itu unik. Karena keunikannya kita tidak bisa menjustifikasi dari satu pihak saja, menginginkan sesuai dengan yang diharapkan guru atau orang tua. Jadi temukanlah bakat dan minat anak, kembangkan potensinya sampai optimal. 


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun