Mohon tunggu...
Anton Surya
Anton Surya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana

Pengelana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesedihan dan Pengharapan di Tengah Pandemi

21 Mei 2020   17:49 Diperbarui: 21 Mei 2020   18:37 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yesus Naik ke Surga(sumber :zenapena.id)

Hari ini adalah bertepatan dengan kenaikan Yesus Kristus ke Surga. Saat Dia pergi ke Surga pengikutnya merasa kuatir karena di tinggalkan Sang Guru yang selama ini mendampinginya sedangkan keinginan para pengikut Yesus yang notabene orang Israel belum tercapai yaitu Israel Merdeka. Negara Israel yang merdeka dari penjajahan Romawi sudah menjadi harapan kaum Israel selama sekian abad. Hal itu terungkap dalam Kisah para Rasul 1:6 

Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?"

Menjadi bangsa tertindas bukan hal yang menyenangkan, banyak aspek kehidupan berada dalam pengawasan pemerintah berkuasa. Ditambah lagi Romawai memiliki sistem agama dan iman yang berbeda dengan Israel.

Sekelompok orang yang kemudian disebut Kristen juga sebenarnya hanya bagian kecil dari Kaum Yahudi. Mereka harus bisa eksis ditengah-tengah Kaum Yahudi yang terjajah. Merekalah kaum dobel minoritas di Yudea yang berada dalam jajahan Romawi.

Pertanyaan orang Kristen mula-mula menjadi pertanyaan yang manusiawi. Mereka butuh dibebaskan segera dari semua penjajahan dan ketertindasan. Saat itu airmata dan darah sudah banyak tumpah demi sebuah kemerdekaan dari tekanan penjajahan berulang dari berbagai negara. 

1:7 Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku  di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria  dan sampai ke ujung bumi

Rangkaian kalimat di atas merupakan perkataan Yesus terakhir yang keluar langsung dari mulutNya sebelum Yesus Naik Ke Surga. Bukan sebuah jawaban yang memuaskan sebenarnya sehingga mereka tetap tidak beranjak dari tempat mereka berdiri.

Mereka butuh jawaban yang kongkrit dan segera. Manusiawi jika kita semua membutuhkan solusi segera. Tetapi Tuhan memberikan jawaban dengan Kasih. Para murid pada masa itu bertindak dengan melakukan doa yang tekun dan memasrahkan diri bahwa mereka akan menerima kuasa itu. 

Kemudian yang terjadi adalah Roh Kudus Turun  pada hari Pentakosta. Sehingga umat Kristen baru terbentuk dan bertambah jumlah dengan Kuasa Roh Kudus bukan dengan kuasa manusia.

Manusia hanya mampu sekedar melakukan semua pekerjaan sesuai dengan kemampuan dirinya. Petrus berkotbah ada ribuan orang bertobat. Dia hanya berkotbah, tanpa tahu apa yang bakal terjadi. Tetapi Allah memakainya. Begitu juga dengan muridnya yang lain melakukan sesuai dengan kemampuan.

Sebuah kerajaan dunia tidak pernah terbentuk oleh para murid Yesus tetapi Kerajaan Kasih sudah bertumbuh dalam benih sedikit orang pada masa itu. Kasih itu akhirnya yang tidak hanya membebaskan kaum sekelompok orang di Tanah Yahudi tetapi membebaskan dunia dengan sebuah perspektif baru yaitu perbuatan baik dalam tindakan sebagai implemnetasi dari buah-buah Roh.

Kini di Kala pendemi merajalela di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia, Saya mengajak kita merenung sejenak dan bertanya "Sudahkah kasih itu bekerja dalam diri kita?" Kasih Tuhan sudah bekerja sejak kita dalam kandungan bahkan merelakan diri menebus dosa kita dengan cara yang menyakitkan yaitu dengan tergantung di Kayu Salib.

Mungkin banyak kesedihan yang kita alami selama pandemi, seperti hilangnya pekerjaan dan penghasilan bahkan kematian dari orang yang kita cintai, tapi ingatlah Kasih itu selalu serta kita. Pengharapan selalu ada bersama Tuhan. Kerjakan apa yang menjadi porsi kita dan Tuhan akan bekerja secara dahsyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun