Pandemi Covid-19 belum berakhir. Orang Dayak dari sejak pertengahan Maret sudah mengadakan ritual adat lockdown (Balalak, Basamsam, Bapantang) Kampung. Beberapa kampung bahkan mengadakan lockdown kampung hingga 14 hari.Â
Tetapi baru-baru ini mereka kecewa dengan kedatangan orang dari pulau Jawa yang disebut sebagai "Kelompok Magetan" balik kampung ke Kalimantan Barat terutama ke Sintang.Â
Sumber keresahan itu sendiri cukup beralasan karena ada indikasi beberapa dari mereka membawa virus dan salah satu dari mereka ternyata sudah terbukti positip setelah menjalani swab tes tetapi kemudian melarikan diri dan pulang kampung ke Kalimantan Barat daripada menjalani isolasi mandiri di Magetan, Jawa Timur.Â
Keresahan itu timbul karena mereka dengan disiplin menjalani lockdown tetapi Covid-19 dengan carier dari luar tidak kunjung berhenti. Bahkan masih terus berdatangan. Pemerintah dianggap tidak mengambil tindakan pencegahan dan antisipasi sehingga mereka bisa bebas masuk dan berbaur kembali dengan masyarakat.Â
Menurut  salah seorang teman penuturan seorang teman melalui media sosial mereka merasa kecewa, karena mereka telah patuh menjalani isolasi mandiri di kampung halaman masing-masing dengan segala konsekuensinya termasuk menerima hukuman adat berupa denda yang jumlah tidak sedikit jika melanggar. Sehinggga mereka juga mewacanakan agar kampung-kampung yang bukan Dayak untuk melakukan hal yang sama seperti yang telah mereka lakukan. Â
Kedepan semoga pemerintah bisa memahami kondisi yang terjadi didalam masyarakat Kalimantan Barat, secara khusus masyarakat Dayak.
sumber:
tribunnews.com