Mohon tunggu...
Suryadi
Suryadi Mohon Tunggu... -

Saya menulis dengan sikap rendah hati. Saya hanya berharap dari apa yang saya tulis, orang lain akan beroleh manfaat, walau mungkin hanya secuil. Dan saya berharap dari manfaat yang diperoleh orang lain dari tulisan saya itu, Tuhan Yang Maha Kuasa akan berkenan membalasnya dengan menunjukkan jalan kebenaran dalam hidup saya. (Personal page: http://www.universiteitleiden.nl/en/staffmembers/surya-suryadi).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Disertasi Universiteit Leiden: Jangan Ucapkan Terima Kasih Kepada Tuhan dan Promotormu

28 Agustus 2016   09:25 Diperbarui: 2 September 2016   03:30 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
'Bagaimana Allah hilang dari Leiden' (Sumber: Mare, 37ste Jaargang, no. 25, 3 april 2014:1)

Larangan untuk mengucapkan terima kasih kepada Promotor dan Ko-Promotor didasarkan atas argumen bahwa pekerjaan membimbing adalah bagian dari tugas dan kewajiban mereka. Oleh sebab itu, menurut logika pihak universitas, tidak ada keharusan bagi seorang promovendus untuk mengucapkan terima kasih, apalagi memuji-muji Promotor dan Ko-Promotornya.

Bagian dari 'Acknowledgements' disertasi Chaedar S. Bamualim, 'Negotiating Islamisation and Resistence: A Study of Religions, Politics and Social Change in West Java from the Early 20th Century to the Present, 2015:iii. Lihat: https://niadilova.wordpress.com/2016/08/09/stelling-disertasi-1-islamic-studies-dr-chaider-s-bamualim/. (Foto dok. Suryadi)
Bagian dari 'Acknowledgements' disertasi Chaedar S. Bamualim, 'Negotiating Islamisation and Resistence: A Study of Religions, Politics and Social Change in West Java from the Early 20th Century to the Present, 2015:iii. Lihat: https://niadilova.wordpress.com/2016/08/09/stelling-disertasi-1-islamic-studies-dr-chaider-s-bamualim/. (Foto dok. Suryadi)
Logika ini tentu tidak sesuai dengan pikiran sebagian orang, apalagi orang Indonesia. Kita diajarkan untuk berterima kasih kepada orang yang sudah (susah payah) membantu kita, walaupun itu kewajibannya.

Akan tetapi dalam kenyataanya, kadang-kadang ucapan terima kasih kepada Promotor dan Ko-Promotor ditemukan juga dalam beberapa disertasi Universiteit Leiden, misalnya dalam disertasi Marije Plomp ‘Never-Neverland Revisited: Malay Adventure Stories’ (2014:v). Tampaknya, pengecekan otoritas universitas terhadap hal ini kurang ketat dibanding aspek pertama tadi: ucapan terima kasih kepada Tuhan. Dalam tradisi akademik di Leiden, justru Promotor yang memuji-muji sang doktor baru yang sudah selesai dibimbingnya. Hal itu disampaikan oleh sang Promotor dalam pidato penghargaannya dalam sidang ujian terbuka (defense) sesaat setelah doktor baru menerima ijazahnya.

Demikianlah sedikit informasi tentang tradisi penulisan disertasi (proefscrift) di Universiteit Leiden. Semoga informasi ini ada manfaatnya, terutama untuk mereka yang, siapa tahu atas izin Allah, berkesempatan untuk menempuh pendidikan jenjang PhD di Universiteit Leiden, ‘the Mecca of Indonesian studies in the world’ yang sudah berdiri sejak tahun 1575.

Suryadi

Dosen dan peneliti di Universiteit Leiden

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun