Mohon tunggu...
Surtan Siahaan
Surtan Siahaan Mohon Tunggu... Penulis -

Berbahagialah orang yang tidak sukses, selama mereka tidak punya beban. Bagi yang memberhalakan kesuksesan, tapi gagal, boleh ditunggu di lapangan parkir: siapa tahu meloncat dari lantai 20. -Seno Gumira Ajidarma-

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Buka Bersama Keluarga, Barang Mewah Bagi Pekerja Kota

19 Mei 2018   13:57 Diperbarui: 19 Mei 2018   14:27 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemacetan Lalu Lintas Sering jadi Penghambat Para Pekerja Kota Besar yang Ingin Berbuka Bersama Keluarga

Pada bulan puasa, tempat-tempat kerja memang menerapkan jam kerja yang berbeda. Biasanya, perusahaan maupun pemilik tempat usaha memajukan jam kerja lebih pagi sehingga para karyawan bisa pulang lebih awal.

Tujuannya tidak hanya meringankan beban orang yang berpuasa, namun juga memberikan kesempatan bagi para pekerja untuk berbuka dan beribadah bersama keluarganya. Misalnya, para pekerja masuk pukul 08.00 sehingga bisa pulang pukul 17.00.

Perjuangan Mencapai Rumah

Para Pekerja yang Menggunakan Kendaraan Umum Harus Berdesakan dan Berdiri Berjam-jam Agar Bisa Mencapai Rumah
Para Pekerja yang Menggunakan Kendaraan Umum Harus Berdesakan dan Berdiri Berjam-jam Agar Bisa Mencapai Rumah
Sayangnya, jam pulang kerja yang lebih sore juga tidak membantu para pekerja tiba di rumah tepat waktu. Halangannya banyak, namun yang paling menyulitkan adalah kemacetan lalu-lintas. Karena semua orang ingin berbuka puasa di rumah, orang pulang kerja di waktu yang bersamaan. Jalanan penuh kendaran. Waktu tempuh pun jadi lebih lama disbanding biasanya.

Sekadar contoh, untuk jarak tempuh sejauh kurang lebih 20 kilometer dari Kuningan, Jakarta ke Pamulang, Tangerang Selatan diperlukan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Padahal, moda transportasi sudah dikombinasikan antara kendaraan pribadi dan kendaraan umum seperti bus dan KRL.

Bagi pengguna transportasi umum seperti TransJakarta ataupun KRL Jabodetabek, para pekerja harus berdesak-desakan bahkan berdiri berjam-jam di dalam bus yang menembus kemacetan atau dalam gerong kereta. Di hari lain, hal ini mungkin biasa saja karena sudah jadi makanan sehari-hari. Tapi, dalam kondisi orang berpuasa, tentu lain ceritanya.

Nasib mereka yang mengendarai mobil ataupun motor pribadi juga tidak jauh berbeda. Apalagi, dalam kondisi bulan puasa yang jatuh di musim kemarau seperti ini. Panas, macet membuat kesabaran kita semakin diuji.

Jika azan magrib telah berkumandang sementara mereka masih berada di jalan, ujung-ujungnya, para pekerja yang kemalaman terpaksa berbuka puasa di jalan dengan menu sekadarnya seperti air mineral dan roti.

Takjil Gratis yang Disediakan untuk Mereka yang Harus Berbuka Puasa di Jalan
Takjil Gratis yang Disediakan untuk Mereka yang Harus Berbuka Puasa di Jalan
Mereka pun tidak dapat menikmati salat tarawih berjamaah yang utuh di masjid dekat rumah bersama keluarga dan tetangga. Sebab, ketika tiba di rumah mereka sudah tertinggal beberapa rakaat.

Akhir Pekan Waktu yang Ditunggu

Suasana Ramadan yang utuh baru bisa dirasakan di akhir pekan. Sebab, para pekerja yang libur bisa fokus menjalankan ibadah puasa bersama keluarga. Semuanya dilakukan dalam suasana hati yang tenang tanpa terburu-buru mengejar waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun