Mohon tunggu...
Su Rahman
Su Rahman Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang sedang mencari jalan untuk pulang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kunjungan Bapak Anand Krishna ke Sai Center Nusa Dua – Kampial

28 Desember 2011   23:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:38 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="" align="alignright" width="300" caption="Kunjungan Bapak Anand Krishna ke Sai Center Nusa Dua – Kampial"][/caption] Kamis 22 Desember Bapak Anand Krishna berkunjung ke Sai Center Nusa Dua. Acara dimulai dengan pembacaan doa yang kemudian dilanjutkan dengan Bhajan bersama. Begitu Bhajan selesai, Bapak Anand krishna kemudian sharing pengalaman beliau ketika masih bersama Baba. Memang sih, kalau sharing pengalaman pribadi pastilah menarik dan pasti banyak yang lucu-lucu. Begitu pula dengan pengalaman Bapak Anand krishna bersama Baba. Kedatangan Bapak Anand Krishna kali ini atas undangan pimpinan Sai Center Nusa Dua, beliau begitu terharu dan serasa pulang ke rumah sendiri, demikian beliau membuka sharingnya. Bapak Anand Krishna kemudian mulai berkisah tentang pengalaman beliau bersama Baba. Sekitar tahun 1975-an, ketika belum banyak bhakta yang datang ke Prashanti Nilayam, Ashram Baba. Beliau sudah datang kesana untuk bertemu dengan Baba. Meskipun demikian, tidaklah gampang bertemu dengan Sang Guru. ” Bagaimana ya caranya untuk bertemu Baba diantara sekian banyak Devotee?”, pikirnya. Bapak Anand Krishna kemudian ingin menjadi peserta seva, tetapi masih ada kendala, karena pada saat itu seva belum diperbolehkan untuk orang-orang overseas. Tetapi beliau ngotot,katanya,”Lha saya kan orang India, kenapa tidak boleh?”,. ” Tetapi paspor kamu kan Indonesia”, kata si kepala seva. Entah apa yang terjadi, atas bantuan seorang teman India, beliau kemudian dimasukkan dalam salah satu grup seva. Betapa senangnya beliau. Nah, saat itu kebetulan yang datang ke Prashanti Nilayam sangat banyak, melebihi dari yang diharapkan. Sehingga kebutuhan untuk toilet meningkat. Tugas beliau disana adalah menggali lubang setiap pagi  untuk para Devotee dan menutupnya setiap malam, dan kemudian menggali lubang di tempat lain kembali besok paginya. Dan setiap peserta seva diberi tanda sebuah scarf. Dengan cara demikian beliau sering ketemu dengan Baba. Pengalaman lain yang beliau share adalah ketika mengantar salah satu keluarga istana (masa pemerintahan Soeharto) ke Prashanti Nilayam. Saat itu beliau masih berprofesi sebagai seorang pengusaha. Betapa berartinya, jika seorang pengusaha dekat dengan keluarga istana. Nah, ketika sudah sampai di Prasahanti Nilayam, dan saatnya interview, beliau malah dilarang masuk oleh Baba. “Lho kamu kan cuma ngantar saja, ngapain ikut masuk, duduk saja disini”, kata Baba. Saat itu Bapak Anand Krishna sudah menganggap Baba sebagai gurunya, jadi apapun kata sang guru diturutinya. “Disuruh duduk ya duduk”, pikirnya Setelah selesai interview dan mereka (keluarga istana) ingin berjalan-jalan keliling kota, Baba melarang Bapak Anand Krishna untuk ikut. Begitu pula ketika mereka akan pulang ke Indonesia, Baba masih belum menyuruh Bapak Anand Krishna untuk pergi. Beberapa jam sebelum pulang barulah Baba  ngomong. “Ngapain kamu disini duduk, pulang sana ke Indonesia”. Begitulah, lanjut Bapak Anand Krishna. Seorang master sungguh tidak bisa diprediksi. Seorang master sungguh sungguh tidak konsisten. Seorang master tahu persis keperluan muridnya. Itulah sebabnya seorang master berkembang terus. Reportase & Photo : Made Mulia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun