Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersua, Berbagi Cerita dan Menguatkan Silaturahmi

20 Oktober 2021   12:00 Diperbarui: 20 Oktober 2021   12:03 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


DI gedung lantai III Paruga Parenta Bumi Nggahi Rawi Pahu saya bersua dengannya.

Ketika saya datang, dia sedang duduk di luar ruangan sambil mengisap rokok. Asapnya mengepul bertebaran di sekitar. Dia terlihat santai tapi tidak melantai. 

Sesekali tangannya terlihat mengetik di handphonenya. Samar-samar saya mengenalnya. Dengan sejumut keberanian saya menghampirinya. 

Setelah salam dan meminta izin untuk duduk, kami terlibat dalam suatu perbincangan.
Suasana tampak lengang. Sepertinya para penghuni gedung ini belum banyak yang datang. Memang ini masih pagi. Sapuan mentari dari timur baru saja menyapa. Di luar sana, ketika saya datang, jalan-jalan masih tampak sepi.

 Namun demikian, mestinya sebagai pegawai negara harus lebih awal memberi pelayanan. Memastikan semuanya berjalan dengan penuh tanggung jawab. Sebagaimana orang yang saya temui pagi ini. Dia tampaknya lebih pagi dari pada pegawai yang lain.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Memang sudah cukup lama saya tidak lagi berpijak di gedung dimana pemimpin tertinggi kabupaten ini mengurus rakyatnya. Di sinilah pusat pemerintahan Bumi Nggahi Rawi Pahu berdenyut. 

Sebuah kabupaten yang di apit oleh Kabupaten Bima dan Kabupaten Sumbawa di bagian barat. Kabupaten yang kaya dengan warisan leluhur berupa budaya dan tradisi. Dimana para sultan-Nya pernah mewariskan semangat nasionalisme dalam menentang kolonialisme walau harus wafat di tempat pengasingan.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Orang yang duduk di samping saya di pagi ini, sebenarnya tidak asing bagi banyak orang yang sering bermedia sosial. Sebagai pejabat publik, ketika masih menjadi orang nomor satu  memimpin satu kelurahan, dirinya sering di sambangi para awak media. 

Diberitakan, lalu memberi informasi terkait kebijakan serta aktivitasnya sebagai abdi negara. Saya sendiri beberapa kali melihatnya di tampilan media online di kota ini. Bahkan dirinya sangat akrab dengan sejumlah wartawan.

"Dedi Arsyik, dan pernah menjadi lurah di kelurahan Kandai 1 sebelum di pindah  tugaskan di dinas pariwisata" Jawabnya setelah saya hendak bertanya identitasnya, Selasa, 19 Oktober 2021.

Lebih lanjut dirinya berkisah tentang masa pengabdiannya menjadi lurah di Kandai 1. Dan saat ini telah memasuki masa pengabdiannya yang ke 26  tahun tujuh bulan. 

Setelah kenyang menjadi lurah akhirnya tepat pada tanggal 24 September 2021 kemarin diberi kepercayaan untuk mengurus salah satu seksi yakni seksi pembina seni dan budaya pada bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Saya begitu menikmati saat-saat berbincang dengannya. Saya memilih banyak mendengarkan. Hanya sesekali mengutarakan sesuatu. Termasuk menyebutkan nama senior yang kini memimpin media online yang cukup di kenal di kota ini. Beliau pun ternyata cukup akrab dengan orang yang barusan saya sebutkan. Sejurus kemudian, dia langsung video call dengan orang yang di maksud.

"Ketika menjadi lurah,  80 persennya lebih kemasyarakatan karena hanya mengurus di wilayah itu saja" Ujarnya

Saat menjadi lurah, dirinya ingin menempatkan Kandai 1 buminya para sultan. Niat ini patut di acungi jempol. Bahkan di wilayah kekuasaannya kala itu dengan masif di beritakan mengenai bukit sultan. 

Sebuah bukit yang bahkan di sulap menjadi tempat rekreasi sembari berziarah kepada kuburan orang yang paling berpengaruh pada zamannya.

 Tempat itu pernah membuming di jagat media. Saya bahkan tidak ketinggalan mengikuti perkembangannya di media sosial. Namun belakangan sepi lagi dari pemberitaan. Entah apa yang terjadi, saya pun tak pernah mencari tahu.

Bang Dedi demikian saya memanggilnya memang menyukai mengurusi tentang budaya dan pariwisata. Karena dirinya saat ini pun berkecimpung dengan komunitas budaya. Jadi ketika bergabung dengan dinas Kebudayaan dan Pariwisata tidaklah membuat dirinya beradaptasi ulang seperti pejabat lain.

"Berpindah ke pariwisata bukan hal yang baru dan tidak kaget dengan tupoksi yang diberikan" Ucapnya

Menurut Bang Dedi dalam mengembangkan sebuah destinasi wisata diperlukan inovasi dan kreatifitas. Pasalnya selera masyarakat dinilainya sangat senang mengunjungi lalu menikmati hal-hal yang membuatnya penasaran.

"Perlu adanya inovasi untuk mengembangkan pariwisata dan harus lahir dari Pokdarwis dan pengelolanya" Tutupnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun