DI kota Dompu, saya melihat patung yang sedang melakukan Surfing. Keberadaannya tidak jauh dari kantor pemerintahan. Kantor DPRD di seberang jalan dan kantor Bupati hanya selemparan batu dari tempatnya menatap sekitar. Strategis. Posisinya berada di perempatan jalan.
Keberadaan patung surfing ini bukan tanpa maksud. Patung di sebuah kota, seolah ingin memberi sinyal ada identitas yang disematkan. Kabupaten Dompu tidak sendiri. Di beberapa kota di Indonesia bisa kita jumpai patung di tengah maupun di sudut- sudut kota.
Itu sedikit patung dan simbol sebuah kota di negeri ini. Bahkan ada kota yang membuat tulisan dengan huruf yang besar yang berada di tengah kota bahkan di pesisir sungai maupun laut.
Patung Surfing di kabupaten Dompu, merupakan simbol bagi daerah yang bermoto Bumi Nggahi Rawi Pahu ini karena memiliki spot surfing terbaik di dunia. Di selatan kota, dengan jarak tempuh sekitar 30 menit perjalanan dengan roda dua, pengunjung akan di suguhkan dengan pesonanya pantai Lakey. Di sinilah ombak bergulung sepanjang hari. Di pesisir teluk Cempi inilah bentangan pasir putih memanjang sejauh mata memandang serta deretan Hotel dan Homestay yang sedang berbaris.
Karena memiliki ombak kidal yang manja. Sapuan kiri. Menjadi satu dari sedikit alasan wisatawan mancanegara bertandang ke pantai Lakey. Bahkan dengan alasan itu pula biasanya digelar  lomba surfing di pantai ini. Hampir setiap tahun di helat. Ombak menjadi jualan pantai ini, selain bentangan alamnya yang memanjakan mata.
Namun demikian, unsur pemerintah dan swasta harus menjadi garda terdepan dalam upaya memajukan industri wisata ini. Tidak cukup mencari pembenaran apa lagi harus saling menyalakan satu sama lain. Semua harus bersinergi demi satu tujuan. Pariwisata harus maju.
Jangan biarkan patung surfing itu berdiri sendiri dalam menaklukan ombak. Semua harus mengulurkan tangan sembari memberi kontribusi pada kemajuan pariwisata. Pemerintah jangan di biarkan jalan sendiri. Ia harus didampingi, dikawal sambil di beri masukan agar harapan bisa segera terwujud.
Jangan biarkan patung surfing hanya sebagai simbol belaka. Jadikan dirinya lebih bermakna dari sekedar sebagai simbol. Biarkan terus menyapu ombak dengan menari manja, kemudian menghadirkan gemuruh tepuk tangan para wisatawan yang menatapnya. Semua ikut senang sambil melepas tawa dan memaknai hari dengan penuh bahagia sembari menikmati indahnya panorama alam pantai Lakey.
Sebelum berlalu, pagi ini saya tidak ingin melewatkan momen untuk mendokumentasikan kehadiran saya yang sedang berpijak di depan Patung Surfing. Dengan menyela kendaraan yang lalu lalang, saya pun berhasil di potret dengan handphone mini merek Xiaomi. Beberapa gambar di rasa cukup sebelum meninggalkan jejak. Saya ingin memberi arti pada sesama. Pada alam dan pada semesta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI