Jangan biarkan patung surfing hanya sebagai simbol belaka. Jadikan dirinya lebih bermakna dari sekedar sebagai simbol. Biarkan terus menyapu ombak dengan menari manja, kemudian menghadirkan gemuruh tepuk tangan para wisatawan yang menatapnya. Semua ikut senang sambil melepas tawa dan memaknai hari dengan penuh bahagia sembari menikmati indahnya panorama alam pantai Lakey.
Sebagaimana hari ini, Senin 24 Mei 2021 dalam satu kunjungn ke kota kabupaten, saya kembali memandang patung surfing itu. Memandang dengan penuh tanda tanya. Apakah benar pariwisata pantai di daerah ini sudah cukup maju jika dibandingkan dengan kabupaten tetangga? Apakah benar jika lomba surfing kembali digelar akan membuat pariwisata kembali berdenyut? Entahlah, saya ingin mencoba mengambil bagian, jika ada program dari pihak-pihak yang berwenang dalam memajukan pariwisata di Bumi Nggahi Rawi Pahu ini. Sebab, bukan saatnya berpangku tangan, apa lagi ongkang-ongkang kaki sambil menyalahkan banyak pihak. Sementara kita belum pernah memberikan kontribusi apa-apa untuk kemajuan pariwisata kita. Ayo kita saling mengajak satu sama lain  untuk berbuat dan memberi manfaat pada semesta.
Sebelum berlalu, pagi ini saya tidak ingin melewatkan momen untuk mendokumentasikan kehadiran saya yang sedang berpijak di depan Patung Surfing. Dengan menyela kendaraan yang lalu lalang, saya pun berhasil di potret dengan handphone mini merek Xiaomi. Beberapa gambar di rasa cukup sebelum meninggalkan jejak. Saya ingin memberi arti pada sesama. Pada alam dan pada semesta.