Perubahan zaman tidak lantas gerakan mahasiswa harus kendur dan lentur serta merunduk. Sebab setiap zaman memiliki jiwa dan semangatnya sendiri. Eforia gerakan mahasiswa, baik 98 maupun sebelumnya tidak boleh sekedar dipandang sebagai pemanis dan penyemangat di ruang-ruang diskusi.
 Namun, harus hadir secara riil dalam aksi-aksi jalanan dengan memahami isu dan komitmen yang tinggi menyuarakan aspirasi rakyat. Mahasiswa tidak boleh terlena dengan eforia masa lalu yang gemilang seperti yang telah diwariskan oleh pendahulunya.Â
Tapi itu sebagai pemantik untuk terus bergerak dan memperjuangkan mereka yang ditindas oleh sistem dan kebijakan penguasa yang tak berpihak. Memang cukup disadari bahwa belakang ini gerakan mahasiswa tidak membawa simpati dari rakyat dengan berbagai sebab dan alasan lainnya. Namun hal itu, tidak boleh dijadikan alasan untuk menghentikan aksi-aksi jalanan. Sebab perjuangan membutuhkan pengorbanan.Â
Mungkin hari ini, belum bisa dinikmati dan disaksikan hasilnya seperti gerakan-gerakan mahasiswa sebelumnya. Tetapi gerakan-gerakan yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa di setiap daerah di Indonesia akan memberikan kontribusi bagi gerakan-gerakan mahasiswa selanjutnya. Sebab, seperti yang saya singgung di paragraf sebelumnya, ketika perjuangan dan gerakan itu terakumulasi ia akan dapat menjadi bom waktu dan menghentak penguasa dari kursi kekuasaannya.
Mungkin saya curiga saudara Andi Fardian yang tidak waras dalam membaca gerakan mahasiswa atau buku serta referensi anda adalah produk orde baru, sehingga dengan gampang dengan memberi judul tulisannya Mahasiswa Yang Tidak Waras.Â
Tapi saya tidak berani menuduh, karena hanya saudara sendiri yang bisa menjawab. Sehingga saya menggunakan kata Mungkin dan Mencurigai saja. Sebab, sebagai masyarakat academic seperti saudara Andi Fardian tidak boleh cepat menjustifikasi dan cepat mengambil kesimpulan. Tapi tulisan saudara menunjukkan penjelasan seperti itu. Tidak bermaksud menyinggung saudara. Ingat masih ada penjelasan di bawah.
Tanggapan atas Tulisan saudara Andi Fardian
Sebelumnya saya menghormati dan mengapreasiasi gagasan saudara Andi Fardian tentang tulisannya yang diberi judul Mahasiswa Yang Tidak Waras. Dalam tulisan saudara Andi Fardian sempat mengutip gagasan Fadlin Zon untuk melegitimasi gagasannya tentang reformasi 98.
Tapi saya ingin mengingatkan Fadli Zon adalah orang Orde Baru, sebab dia pernah menjadi anggota MPR RI 1997-1999. Sehingga tidak perlu heran bahwa ketika berbicara tentang Reformasi, dia selalu membela rezim yang berkuasa ketika itu.Â
Seperti gagasannya yang saudara kutip seolah mengabaikan peran dan perjuangan mahasiswa ketika itu. Kini, dia anggota partai Gerindra dan habisan-habisan membela Prabowo dalam setiap kesempatan.Â
Sedangkan Prabowo sudah dinyatakan sebagai musuh Negara dan musuh umat manusia dalam pengadilan militer karena terbukti menghilangkan banyak nyawa para aktifis ketika itu, sehingga dia dipecat secara tidak terhormat. Â Apa yang ingin saya sampaikan di sini, bahwa Fadli Zon, mungkin dia tidak pernah mengalami bagaimana kerasnya perjuangan jalanan yang dilakukan oleh mahasiswa di bawah terik matahari seperti aktivis lain ketika itu.Â