Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perempuan Itu Begitu Tangguh dan Menjadi Pahlawan bagi Anak-anaknya

25 Juli 2020   14:41 Diperbarui: 25 Juli 2020   14:41 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


PEREMPUAN itu sudah bangun ketika adzan subuh belum bersahutan di surau terdekat. Sebelum terang tanah, dia sudah mempersiapkan anai, alat pemotong padi sebelum menyambangi rumah warga yang dikenal tuan tanah di kampung itu.

Setelah memutuskan  menikah, dia harus berjibaku untuk menafkahi keluarganya dengan susah payah. Tapi dia tidak pernah mengeluh, apa lagi mengutuk nasib. Garis kehidupan membawanya untuk tetap menjadi seorang perempuan yang tangguh dan berpeluh keringat, dari sebelum pagi menyapa, hingga sabang hari menghilang. 

Dia bekerja agar dapurnya tetap mengepul. Tinggal di rumah mertua dengan suami yang temperamen, bukanlah jalan hidup yang diinginkannya. Dia dijodohkan pihak keluarga untuk menjadi istri dari suami yang melahirkan anak-anaknya.

Dok. Hermansyah Qta, Bersama Bapak Presiden Jokowi di istana negara
Dok. Hermansyah Qta, Bersama Bapak Presiden Jokowi di istana negara
Dok. Hermansyah Qta
Dok. Hermansyah Qta

Sebelum dia benar-benar mengenal dunia, bapaknya sudah memenuhi panggilan ilahi. Dia masih belia, ketika bapaknya menghadap yang kuasa. Ketika menjadi seorang istri di umurnya yang belum genap 20 tahun, ibunya pun ikut menyusul. Harta gono gini yang diwariskan kedua orang tuanya, diambil dan nikmati oleh kakak laki-lakinya dan keluarganya yang lain.

Sebelum membangun rumah tangga bersama suaminya. Perempuan itu telah berjibaku untuk menafkahi ibu dan kakaknya yang memutuskan untuk melanjutkan studi di Bima. Dengan anai yang dimilikinya, di pagi buta, jari-jarinya telah bersentuhan dengan rimbunan tangkai padi di tengah sawah. Kubangan sawah, teriknya matahari, luasnya persawahan bahkan pulang malam menjadi kesehariannya yang tak pernah usai. 

Di rumah, sebelum malam meninggi, dia masih harus membersihkan padi hasil upahan dari seorang warga. Membersihkannya, menyimpannya di sudut tiang rumah dan memastikan makanan ibunya tetap ada pada tempatnya. Semuanya dirasa belum selesai sebelum ngantuk mengajaknya untuk berbaring dan menghabiskan malam dengan letih yang menggelayut tubuhnya.

Dok. Hermansyah Qta
Dok. Hermansyah Qta
Setelah menikah dan melahirkan seorang anak laki-laki. Aktivitasnya tak pernah berubah. Sawah, laut, dan rumah tuan tanah menjadi tempatnya mencari sesuap nasi untuk bisa bertahan dalam mengarungi kerasnya kehidupan. Di tambah dengan suami yang ringan tangan, terkadang membuatnya merasa bersalah untuk menjalani kehidupan.

Ketika melahirkan anaknya yang kedua dan ketiga, nampaknya menambah beban bagi kehidupannya. Namun, dia tetap tegar. Terus meyakinkan diri bahwa semua anak-anaknya akan tetap di besarkannya dengan kasih sayang seorang ibu, walaupun dengan susah payah. Tidak jarang dia membawa anaknya ke sawah warga, sambil menuntaskan pekerjaan untuk mendapatkan segelas beras untuk dimasak malamnya. Kerasnya kehidupan di masa orang tuannya dulu, menguatkan hatinya untuk tetap terus merajuk harapan untuk memperbaiki kehidupannya yang tak mudah.

Dok. Hermansyah Qta
Dok. Hermansyah Qta
Dok. Hermansyah Qta
Dok. Hermansyah Qta
Suatu ketika, saat anak-anaknya sudah mulai tubuh besar. Bersama suaminya ia membangun rumah sendiri di sudut kampung. Dia terus tabah menjalani hari-hari dengan segala onak duri kehidupan yang kadang tak bersahabat baginya. Ketika kena pukulan dan tamparan suaminya, karena suatu kesalahan kecil dan tak disengaja, dia hanya menangis, menepi sesaat untuk menenangkan  diri. 

Pernah terpikir olehnya untuk pergi dari kehidupan suaminya. Namun, anak-anaknya menjadi beban pikirannya. Jika pun dia pergi, dia harus bersandar dimana. Tinggal dimana. Belum tentu keluarganya akan menerima dirinya dengan anak-anaknya. Ketika masalah seperti itu muncul dalam hidupnya, seakan langit terasa runtuh. Dan dunia sudah kiamat. Dia terus mencoba untuk bertahan, bersabar, sampai hari kebahagiaan itu tiba.

Pernah suatu ketika ia menaruh harapan kepada kakak lakinya yang menjadi seorang guru sukses di kampungnya. Kakaknya yang dulu pernah dibantunya, ketika menuntut ilmu di salah satu sekolah ternama di kota Bima. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun