Mohon tunggu...
Refra Elthanimbary
Refra Elthanimbary Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang Penulis lepas yang melepas diri dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebenaran Tidak Bisa Salah, Kesalahan Bisa Benar

2 November 2021   20:20 Diperbarui: 2 November 2021   20:44 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.nicepng.com/ourpic/u2q8a9a9w7w7q8y3_cloud-thinking-thought-bubble-think-daydre-thought-bubble/

Judul diatas bukanlah dalil untuk kita membenarkan segala tindakan kesalahan yang telah, atau sebelumnya pernah dilakukan. Namun, judul diatas adalah untuk menegaskan bahwa, yang benar adalah benar dan setiap kesalahan bisa dibenarkan (baca: diperbaiki).

Jujur atau tidak, terkadang hati kita begitu "otoriter" dalam membenarkan kesalahan kita. Padahal jelas, apa yang telah kita perbuat itu adalah sebuah kesalahan yang harus dan bisa diperbaiki.

Sikap jujur terhadap diri kita, terkadang hilang atas tindakan hawa nafsu, yang sebenarnya adalah langkah alternatif oleh hati yang tidak sehat untuk membenarkan segala tindakan diri. Hal seperti ini, sebenarnya secara perlahan menutup kebenaran yang ada pada diri kita.

Yakin atau tidak, diri kita mempunyai potensi kebenaran. Karena dibedakan dengan adanya potensi akal yang tidak diberikan oleh Allah Swt terhadap makhluk lainnya. Lalu, kenapa kita bisa dengan mudah membenarkan setiap kesalahan?

Sudah Benarkah Orientasi Hati Kita?

Tentu, tidak naif jika kita bertanya kepada hati kita. Apakah sudah benar orientasi perasaan kita. Apakah sudah sejalankah, hati dan akal kita dalam melahirkan tindakan diri yang benar? Ini harus benar-benar direnungkan. Jangan sampai pada akhirnya kita sendiri yang rugi terhadap potensi kebenaran yang tertutup itu.

Walupun, ukuran kebenaran itu tergantung dari sudut mana dan siapa yang memandangnya. Tidak menjadi suatu pembenaran untuk membiarkan kondisi hati kita tetap sakit dan lemah akan banyaknya kesalahan-kesalahan diri yang terus dibenarakan.

Lalu bagaimana caranya, agar kebenaran di dalam hati itu tetap benar, serta segala kesalahan dapat diperbaiki? Tentu yang pertama adalah dengan mengkritisi hati kita secara mendalam.

Ketahui-lah seluk beluk hati kita. Dimana setiap kesalahan itu dibenarkan oleh hati, maka obati-lah hati dengan memperbaiki setiap kesalahan itu. Jangan sampai menjadi noda-noda hitam untuk menutupi setiap cahaya kebenaran yang akan masuk.

Kedua, jujurlah atas setiap tindakan kesalahan yang telah kita perbuat. Jangan terlalu "egois" dengan membenarkan kesalahan diri yang ada. Kalau lah hal itu salah, maka jangan malu untuk mengatakan salah dan memperbaikinya. Toh, tidak ada satu pun mahkluk yang berani menjamin dirinya paling benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun