Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Penulis

Penulis, Pendaki gunung, Relawan Small Action, Petani Hidroponik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Tersesat Ketika Jelajah Medan Pada Kegiatan Pramuka

14 Agustus 2025   23:30 Diperbarui: 15 Agustus 2025   11:20 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan api unggun di malam hari (foto:dokpri)


Sebuah Catatan Pada Peringatan Hari Pramuka

Hari ini Kamis tanggal 14 Agustus 2025 diperingati sebagai hari Pramuka yang ke 64. Gerakan Pramuka mulai resmi diperkenalkan pada tanggal 14 Agustus 1961.

Di hari jadi pramuka ini saya kembali teringat sebuah peristiwa yang saya alami bersama regu pramuka saya puluhan tahun silam.

Kejadiannya berlangsung ketika itu saya masih duduk di kelas 2 Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Lumajang. Waktu itu ada kegiatan kemah pramuka yang diikuti oleh seluruh sekolah MTs se kabupaten Lumajang. Lokasi kemahnya  di lapangan desa Sumberwuluh kecamatan Candipuro Lumajang.

Sumberwuluh adalah sebuah desa yang berada di kaki gunung Semeru Lumajang. Ketika terjadi erupsi Semeru pada bulan Desember 2021 silam, desa Sumberwuluh ini terdampak sangat parah. Beberapa wilayah tertimbun lumpur pasir yang menyebabkan warganya harus mengungsi meninggalkan desa.

Lokasi perkemahan kami ketika itu hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari Gladak Perak. Yaitu jembatan yang roboh dan hanyut karena diterjang awan panas pada peristiwa erupsi Semeru 2021 silam.

Dulu selama mengikuti kegiatan kemah, saya dan beberapa teman sering pergi ke Gladak Perak dengan berjalan kaki. Sebab jaraknya yang terhitung dekat.

Kondisi hutan di sepanjang jalan menuju ke Gladak Perak pada masa itu masih sangat lebat pepohonannya. Di sebelah kanan jalan perbukitan dan di sebelah kiri jalan  jurang dalam dengan pohon-pohon hutan yang besar.

Kondisi jalan raya yang menghubungkan kabupaten Lumajang dan kabupaten Malang itu belum terlalu ramai kendaraan seperti sekarang. Satu-satunya bus yang berani melewati jalan berkelak kelok di jalur selatan pada saat itu adalah bus legendaris Karya Jaya.

Salah satu kegiatan perkemahan pramuka yang harus diikuti oleh seluruh regu adalah kegiatan jelajah medan. Kegiatan yang berlangsung pada Minggu pagi itu menjadi awal dari kisah pengalaman yang tak terlupakan ini. Saya bersama teman satu regu tersesat di jalur lahar gunung Semeru.

Saya ingat betul pada pagi itu seluruh peserta jelajah medan berkumpul di lapangan untuk menerima pengarahan dari kakak panitia. Tugas pertama yang harus dikerjakan oleh setiap regu adalah menerjemahkan sebuah kalimat sandi yang dikirimkan melalui bendera semaphore. Regu yang bisa menjawab tugas dengan benar boleh berangkat duluan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun