Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Generasi Sandwich Dituntut Kedewasaan agar Dapat Pensiun Dini

30 Mei 2025   19:45 Diperbarui: 30 Mei 2025   19:45 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu ketika, mertua meminta agar istri saya pulang. Bapak mertua sakit-sakitan. Ibu mertua tidak sanggup seorang diri merawat suaminya. Masih ada empat anak yang sekolah (adik-adik istri saya).

Keputusan harus diambil, istri saya rela pulang ke rumah orang tuanya dengan membawa dua anak kami yang masih duduk di bangku SD kelas tiga dan kelas satu. Untung masih SD. Dua anak kami dititipkan di sekolah terdekat dengan rumah mertua.

Sebagai suami saya harus merelakan hal itu terjadi. Beberapa bulan istri di rumah orang tuanya. Saya harus bersabar dan tetap bersyukur karena istri masih diberi kesempatan merawat ayah kandungnya hingga menjelang ajal.

Pengalaman Anak Menantu

Pada saat menikah, menantu dari anak pertama saya masih bekerja. Anak saya dan menantu bekerja dalam satu kantor. Ketika anak pertama dilahirkan (cucu saya) sang menantu mengajukan diri untuk berhenti bekerja.

Keputusan berhenti bekerja itu tentu saja atas kesepakatan mereka berdua (anak dan menantu). Kami orang tuanya tidak ikut campur. Mereka yang berumah tangga, tentu mereka yang sudah mempertimbangkan segala sesuatunya.

Menurut dugaan saya, sang menantu berhenti bekerja karena ingin merawat cucu kami dengan sepenuh hati. Menantu tidak ingin cucu kami diasuh oleh baby sitter dengan berbagai pertimbangan. 

Pensiun pada saat masih produktif dilakukan menantu saya karena tanggung jawab pada generasi penerus. Mengasuh anak zaman sekarang tidaklah mudah. Pengasuh atau baby sitter saat ini juga tidak murah bayarannya per bulan.

Tidak ingin menantu merepotkan ibu kandungnya dengan dititipi cucu seperti banyak dilakukan oleh wanita yang masih ingin bekerja di luar rumah. Tidak pula ingin menantu menitipkan kepada saya dan istri saya yang tinggal jauh di luar pulau tempat tinggalnya.

Keputusan Pensiun Diambil Harus dengan Bijak

Saat ini anak dan menantu berada atau mengalami Generasi Sandwich seperti saya dahulu. Waktu itu, istri saya rela selama beberapa bulan merawat ayahandanya hingga menjelang ajal. Itu artinya istri saya sangat menghormati Generasi Atas. Tidak ingin dianggap sebagai anak durhaka, istri saya tidak menolak ketika diminta pulang ke rumah orang tuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun