Untuk proses pembuatan paspor, kita dapat mendaftar lebih dahulu melalui aplikasi M-Paspor. Perlu diingat, sebelum mendaftar melalui aplikasi tersebut, semua berkas difoto lebih dahulu karena ada permintaan untuk mengunggah foto semua berkas tersebut dengan ketentuan khusus.
Pada saat mendaftar melalui aplikasi, ada permintaan data terkait waktu untuk datang ke Kantor Imigrasi sesuai kantor yang dipilih. Jadwal sudah disiapkan, mau datang pada hari apa dan jam berapa. Hal itu untuk meminimalisir antrean yang panjang. Dalam satu hari dibatasi jumlah warga yang dapat datang ke Kantor Imigrasi untuk mengurus paspor.
Pengalaman Mengurus Paspor
Pada tanggal 5 Februari 2025 saya mengurus data identitas ke Kantor Dukcapil Penajam Paser Utara. Data KTP dan KK perlu diperbarui karena status saya sudah pensiun. Dalam kedua berkas identitas lama (KTP dan KK), masih tertera bahwa saya masih bekerja sebagai PNS. Untuk itu, saya dan istri ke Kantor Dukcapil untuk memperbaiki atau memperbarui data identitas tersebut. Istilah kerennya pemutakhiran data.
Setelah data baru diperoleh (KTP diganti baru dan KK diganti baru), saya mencoba-coba membuka aplikasi M-Paspor. Ternyata cukup banyak data yang diminta yang tidak saya duga sebelumnya, misalnya diminta data: tujuan ke luar negeri ke mana, berapa lama di luar negeri, siapa nama orang yang dikunjungi, berapa nomor ponselnya, dan alamatnya di mana.
Selanjutnya, setelah semua data terisi, bagian terakhir adalah jadwal kapan berkunjung ke Kantor Imigrasi. Berhubung kantor terdekat dari rumah saya ada di Kota Balikpapan, saya pilihlah Kantor Imigrasi Kota Balikpapan.
Saya tercengang saat melihat jadwal kunjungan ke kantor tersebut sudah penuh untuk bulan Februari 2025. Terpaksalah proses saya pending (bukan dihapus, ya). Data tetap tersimpan dalam aplikasi. Sewaktu-waktu dapat diperbarui.
Berikutnya, saya berdiskusi dengan istri tercinta untuk langkah selanjutnya. Apakah akan mengambil paspor reguler atau paspor percepatan. Jika mengambil paspor jalur percepatan perlu tambahan biaya satu juta rupiah setiap paspor. Jika memilih jalur reguler, jadwal untuk bulan Februari 2025 sudah penuh.Â
"Ya, nunggu jadwal bulan Maret!" begitu jawab istri tercinta.
"Bulan Maret pas Ramadan, bagaimana?" tanya saya.
"Ndak apa-apa pas puasa kita jalan-jalan ke Balikpapan!"