Berhubung ada sesuatu yang belum disiapkan, Pak M. Arsyad berangkat agak siang. Sementara itu, Pak Mokhamad Syafii menginformasikan bahwa ia akan menuju SMP 16 PPU di wilayah Babulu juga. Saya diminta menunggu di kantor. Hal itu disampaikan lewat pesan japri.
Gayung bersambut. Satu armada tertunda, ada armada lain siap membawa saya ke sekolah untuk melakukan monitoring asesmen kelas IX. Tidak menunggu lama, mobil dinas KT 1464 sudah terparkir di depan ruang pengawas. Saya pun segera berpamitan. Untung, minuman susu coklat hangat sudah saya habiskan.
"Delapan belas orang!"
Ada tawa getir terdengar. Ya. SMP 18 PPU kelas IX terdata delapan belas siswa sebagai peserta asesmen akhir.
Saya dan Pak Mokhamad Syafii  mendengarkan penjelasan Pak Jumardin dengan rasa haru. Apalagi ada info siswa kelas 6 SD pendukung saat ini kurang dari sepuluh siswa. Mereka adalah calon siswa baru di SMP 18 PPU. Untung kalau semua mendaftar. Bagaimana kalau ada yang memilih melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren atau madrasah. Tentu akan semakin sedikit calon siswa baru SMP 18 PPU pada tahun pelajaran 2023/2024.Â
Lokasi SMP 18 PPU sebenarnya di pinggir jalan poros Penajam-Banjarmasin. Namun, SD terdekat sebagai penyokong peserta didik hanya ada satu sekolah dan termasuk SD "kecil".
Perbincangan di ruang tamu kepsek SMP 18 PPU diselingi menikmati minuman hangat dan camilan yang sangat menggoda. Saya makan satu bungkus paes pisang, beberapa butir ubi rebus dan singkong goreng.Â