Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saya Sarankan Agar Judulnya Diubah, Karena Dia Itu PNS Guru

8 September 2020   13:48 Diperbarui: 8 September 2020   13:44 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Pagi ini saya menulis tentang sosok seorang yunior yang sukses sebagai petani dan peternak. Yunior saya ini tidak keberatan, tetapi yunior yang lain "membantai" habis-habisan. Bahwa seluruh orang di Indonesia bangga dan berharap sekali agar anaknya jadu PNS. Jadi sebaiknya judul itu diubah saja. Saya diam 1000 bahasa karena itu ada benarnya.

Beda sudut pandang

Saya tahu persis PNS itu apa isinya. Dalam bahasa Palembang itu PNS itu dikonotasikan orang sebagai "pegawai neman susah". Neman itu artinya benar-benar, sungguh. Jadi ketika saya mendengar dan menyaksikan serta dapat berita bahwa ada yunior punya aktifitas lain selain PNS maka saya akan sangat bangga. Bukan mengecilkan PNS nya. Pengalaman jadi PNS gajinya hanya 3 koma sekian atau 4 koma sekian. Dalam realita pada tanggal 3 lewat atau tanggal 4 lebih isi amplop gaji sudah tinggal koma sekian. Mengapa? karena habis untuk kredit itu, kredit ini, untuk bayaran anak sekolah dsb. 

Sejak 2000-an saya kampanye

Apa yang saya kampanyekan? Saya awal saya sudah berkampanye agar para PNS melakukan kerja sambilan yang bersifat kreatif dan inovatif sesuai dengan peluang yang ada. Pada tahun 2001 saya khuruf fisabilillah selama 40 hari di Malaysia dan Thailand Selatan. Pada tahun itu saya keliling di belasan masjid di Thaikand Selatan, tepatnya di Sungai Golok, Yakla dan Bukit Merah.

Pada saat saya menjalani itikaf dari masjid ke masjid itu saya dapat pelajaran bahwa orang thailand itu bahagia dan desa-desanya aman. Apa resepnya? Sederhana. Mereka membantu agama Allah dengan progran silaturahim dari desa ke desa, dari desa ke lota lain dan bahkan dari desa ke negara lain. Termasuk mereka rajin ke Indonesia.

Ketika mereka mereka ada di desa mereka membantu para tamu yang datang. Kadang mereka jadi kaum muhajirin (berhijrah) kadang mereka jadi kaum ansyar (membantu orang berhijrah). Karena prilaku seperti itu desa mereka aman. Mobil atau motor, masjid tidak dikunci. Tidak ada yang mencuri. Kalau waktu solat tiba tidak ada lagi yang kerja. Mereka berbondong-bondong ke masjid terdekat. Sewaktu mereka hijrah hati dan otak mereka "fresh" maka dilhamkan oleh Allah banyak hal yang menyebabkan ekonomi mereka selalu bagus.

Pertanian mereka sangat maju

Setelah saya selidiki apa sesungguhnya yang terjadi di kampung-kampung thailand selatan ini. Ternyata prinsip mereka membantu agama Allah melalui silaturrahim antar desa, antar wilayah bahkan antar negara itu "mengundang" bantuan Allah swbagaimana termaktub di QS Muhammad ayat 7 "Hai orang2 yang  beriman, bantulah agama Allah, Dia akan membantu kamu". Nah orang thailand selatan paspornya penuh dengan cap imigrasi di banyak negara.

Dalam hal bertani mereka dibantu oleh raja thailand. Bantuan raja langsung masuk ke rekening mereka anpa ada birokrasi. Tanpa ada korupsi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun