Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbanyak Embung Atasi Bencana Kabut Asap

18 Oktober 2019   19:20 Diperbarui: 18 Oktober 2019   19:37 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wilayah-wilayah di Sumatera dan Kalimantan  hampir setiap tahun menjadi langganan terjadinya kebakaran hutan dan lahan atau disingkat karhutla. Karhutla ini berdampak luas. Salah satu dampaknya adalah terjadinya bencana kabut asap.

Kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah provinsi di Sumatera dan Kalimantan tahun ini semakin parah. Penurunan kualitas udara terjadi sangat signifikan yang ditunjukkan oleh tingginya nilai PM 10. Tahun ini nilai indeks pencemaran udara sudah tergolong berbahaya. 

Apa saja yang terjadi di lapangan sehingga bencana asap sulit diakhiri? Menurut informasi yang layak dipercaya ternyata karhutla itu disebabkan oleh sejumlah faktor. 

Pertama, karhutla terjadi karena pembakaran lahan oleh petani dalam rangka pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertanian. Meskipun luasan lahan yang mereka bakar itu terbatas kepada hanya beberapa hektar per petani tapi untuk ribuan petani akumulasinya menjadi puluhan ribu hektar. 

Kedua, kahutla ini adalah akibat ulah para pembakar lahan yang disponsori oleh para pihak yang ingin "memancing di air keruh". Ini perlu diselidiki oleh pihak yang berwajib jika memang benar informasi ini. 

Ketiga, kahutla terjadi pada daerah-daerah yang merupakan lahan gambut baik di kawasan petani maupun perusahaan perkebunan swasta. Kebakaran lahan dan hutan gambut dengan ketebalan gambut 1 meter lebih tidak mudah dipadamkan walaupun disiaram air dengan jumlah banyak. Hanya dengan disiram oleh hujan lebat saja api pada lahan gambut bisa dipadamkan.

Keempat, ketersediaan air di lahan dan hutan terbakar memang tidak ada apalagi jauh dari sungai dan danau. 

Berdasarkan sejumlah kondisi di atas maka penulis menyarankan kepada para pihak mulai dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota untuk dalam jangka pendek, menengah dan panjang melakukan hal-hal berikut.

Pertama, berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk membuat efek jera kepada para pembakar lahan dan hutan dengan cara melakukan operasi pengejaran hingga penangkapan para pembakar hutan dan lahan. Tindakan tegas mesti diambil jika mereka tidak peduli dengan aturan yang ada.

Kedua, membangun banyak Embung berukuran sedang hingga besar. Ukuran Embung yang harus dibangun di banyak tempat adalah lebar 1 hektar, ,2 hingga 10 hektar dengan kedalaman 6 meter. Embung dengan kedalaman 6 meter telah terbukti tidak pernah kering sepanjang tahun. 

Demikianlah tulisan.ini, semoga para pihak dapat segera merealisasikan saran-saran pada tulisan ini mengingat dampak yang ditimbulkan oleh karhutla ini sangat luas dan membahayakan kesehatan dan keamanan masyarakat luas. Bahkan kahutla juga mengancam perekonomian wilayah nasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun