Mohon tunggu...
akurasi.co
akurasi.co Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Baca aja dulu, opini belakangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Pagi dan Hal-Hal yang Tak Terkatakan

24 Desember 2023   14:56 Diperbarui: 24 Desember 2023   15:31 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siluet perempuan yang sedang berdiri (Dok: Pexels.com)

Saat sedang membaca novel 'Uncle Tom's Cabin' saya mengingatnya. Usiaku masih terlalu muda untuk tidak merayakan hantaman ingatan-ingatan seperti ini. Lalu pada halaman 46, saya menutup novel tersebut. Saya akan melanjutkan membacanya nanti malam, kata saya dalam hati.

Pagi ini, jam menunjukkan pukul 08:01, saat itulah terbesit dalam kepalaku untuk mengingat-ingat dia lagi; sedang apa dia, bagaimana pagi yang ia lalui, bagaimana tidurnya semalam, apa agenda yang ia rencanakan hari ini. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini selalu hinggap di kepala saya saat pagi tiba.

Sudah seminggu aku tidak bertemu dengannya. Dia bilang dia kangen, ingin ngobrol panjang lebar sambil memandang apa saja di depan mata, sambil minum apa saja yang tersedia, sambil makan keripik atau camilan yang ia suka. Dia adalah pribadi yang sukar ditebak, tapi selalu terencana. Ia bisa saja seperti seorang navigator di sebuah kapal yang mempunyai banyak kru. Ia bisa saja seperti manajer di sebuah perusahaan besar saat memimpin rapat. Ia juga bisa saja seperti tour guide yang memimpin sebuah perjalanan wisata dengan bus besar. Dia selalu mempunyai rencana matang saat ia mulai merencanakan sesuatu bersama saya.

Ingatan-ingantan sederhana tentangnya kerapkali membuat saya tersenyum kecil. Ini lucu, sejak mengenalnya, saya seperti mempunyai kebiasaan baru. Ingin terus menulis tentangnya, tentang apa saja, apalagi saat kami duduk berdua.

Saya selalu mencatat hal-hal yang kerapkali luput darinya; cara dia duduk; cara dia makan; cara dia meminum minumannya, melihatnya saat dia tersenyum simpul malu-malu atau hal kecil lainnya seperti cara dia ketika khusuk mengetik dengan tab-nya. Satu lagi, saat kami adu jahil.

Saat saya mendengarkan lagu, dia kerapkali muncul dalam kepala saya. Seperti pagi ini, saya sedang mendengarkan lagu 'Something' dari The Beatles. Musiknya pelan, nadanya syahdu, liriknya puitis:

Something in the way she moves/Attracts me like no other lover/ Something in the she woos me/ I don't want to leave her now/You know I believe and how/ Somewhere in her smile show knows/ That I don't need no other lover Something in her style that shows me/ I don't want to leave her now/ Yu  know I believe and how.

Barangkali lagu 'Something' dari The Beatles ini sangat cocok untuk kami berdua kelak menghabiskan waktu sore sambil duduk dan bercerita. Ya, bercerita tentang apa saja; bisa tentang hutan yang lebat, bisa tentang nelayan dan laut serta ikan-ikan, bisa juga tentang keponakannya Khatib yang mulai mencariku, bisa juga tentang padi di sawah atau mungkin tentang hal-hal ringan lainnya. Dia sangat suka mendengakarkan saya bercerita, dia juga sangat piawai dalam mendengarkan. Lalu setelah selesai, dia akan tersenyum manis kala menyimpulkan buah dari cerita saya.

Begitu juga saat saya membuat kopi. Dia  muncul tiba-tiba seperti hantu. Pernah suatu ketika Dia bilang akan membuatkan kopi untuk saya setiap sore lalu menjahiliku saat sibuk mengetik di depan laptop. Tapi juga akan melarangku minum kopi terlalu banyak. Dia cepat sekali marah saat saya tak menjaga kesehatan. Lebih-lebih saat saya makan terlalu sedikit.

Dulu saya adalah seorang pelamun akut. Berdiam diri di depan laptop yang sudah menyala tapi tak melakukan apa-apa hampir berjam-jalm lamanya. Duduk menopang dagu dengan kedua tangan sambil menatap laptop dalam jangka waktu tak tentu. Sesekali melenguh beberapakali. sementara kepalaku berisik dengan berbagai macam isi; bagaimana hendaknya kebosanan ini diakhiri; mengingat-ingat hal yang luput di masalalu; membiarkan kepalaku berpikir jauh; setelah itu mencoret kertas dengan berbagi macam tulisan, bisa lirik lagu, puisi, dan hanya coretan tak beraturan. Namun, kali ini beda, Ada dia yang mengisi ruang-ruang kosong dalam kepalaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun