Aku juga tidak tahu perihal standar kecantikan seorang perempuan, aku tidak tahu perihal style perempuan, aku tidak tahu hal-hal semacam itu, dan aku tak terlalu mempermasalahkannya. Aku tidak dapat bicara bermanis-manis mengenai keindahan wajah seorang perempuan. Yang ingin aku katakan bahwa, kecantikan bertahan hanya beberapa tahun saja, sedangkan kita akan hidup dalam waktu yang lama. Kecantikan di masa muda akan hilang, maka yang tinggal adalah kecantikan yang berupa sifat penuh kebaikanmu, pengertianmu, dan di sanalah letak kecantikan sesungguhnya.
Dalam keheningan di ruang ini. Tiba-tiba saja aku ingin mengenangmu lalu menjadi melankolis. Barangkali inilah surat pertama yang kutulis untukmu. Tak ada kata yang pas untuk menjelaskan semuanya dan tak ada perasaan yang melebihi rasa yang kuhadapi saat ini.
Aku terperangkap menjalani hidup yang aneh, di mana aku seperti dipaksa untuk menerjemahkan dengan masuk akal dunia yang kuhadapi. Aku mencintaimu sampai aku kehilangan diriku.
Bersama doa kukirimkan pula surat ini dengan rasa yang teramat absurd, kerinduan dan bisikan terhangat 'aku mencintaimu' dari sebuah tempat yang paling dingin!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H