Bagaimana Timnas akan berprestasi di ajang Piala AFC U-16 2020, bila ajang Piala AFF U-15 2019 hanya dijadikan ajang uji coba? Katanya PSSI mau semua level Timnas dari U-15 hingga senior berprestasi, bahkan difokuskan pada level Timnas usia muda.
Tengok bagaimana persiapan Timnas U-15 yang hanya tersisa dua pekan lagi tampil dalam Piala AFF U-15 di Chonburi, Thailand, 27 Juli hingga 9 Agustus2019, masih belum meyakinkan.
Bahkan terbatasnya waktu, skuat yang tidak diisi pemain seperti yang diharapkan, dan minimnya waktu persiapan hingga Timnas besutan Bima Sakti baru melakoni tiga kali laga uji coba dengan tim lokal, selalu kesulitan memenangi laga dan mencetak gol.
Rasannya Timnas U-15 sekarang adalah tim yang setali tiga uang. Sudah pelatih belum memiliki banyak pengalaman, pemain juga masih diragukan, maka melawan tim sekelas Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar Daerah (PPLPD) Kabupaten Bogor yang baru saja menjadi juara wilayah 1 kualifikasi Popwilada Jabar beberapa waktu lalu, Garuda Muda harus takluk 0-1.
Sebelum partai uji coba versus PPLPD Kabupaten Bogor, Timnas U-15 juga kesulitan menghadapi tim LKG Â Kompas dan bermain imbang 0-0 serta hanya mampu unggul 1-0 saat meladeni SKO Ragunan dalam trofeo sebelum Idul Fitri di Stadion Pajajaran Bogor.
Dengan waktu yang tersisa, dan skuat Timnas tetap tidak ada perubahan, maka jika PSSI jauh hari sudah menghibur diri bahwa ajang Piala AFF hanya sebagai uji  coba, sudah salah kaprah.
Apakah Federasi sepakbola negara lain peserta Piala AFF juga hanya menjadikan ajang ini sebagai uji coba Timnas U-15 negara mereka?
Sementara, PSSI terkesan meremehkan Piala AFF dan tidak tertarik menjadi juara, atau sadar bahwa Timnas U-15 memang diragukan?
Pernyataan PSSI untuk menjadikan ajang Piala AFF, sejatinya telah menciderai harapan publik sepak bola nasional yang selalu berharap ketika Timnas berlaga dalam event internasional dan sudah membawa nama negara, tidak ada kata lain, targetnya adalah juara, prestasi!
Apa yang akan terjadi dengan Timnas U-15 dengan materi pemain yang kini ada, sementara uji coba dengan tim lokal yang usianya sama saja kesulitan memenangi laga dan kesulitan mencetak gol.
Bila tim PPLPD Kabupaten Bogor sebagian pemainnya kelahiran 2003, maka dengan digit perbedaan satu tahun dengan usia pemain Timnas, maka seharusnya pemain berlabel Timnas tidak akan kesulitan menghadapi semua lawannya.
Assisten pelatih Timnas U-16, Indriyanto Nugroho mengakui penyelesaian akhir memang menjadi fokus utama yang harus dibenahi di dalam timnya.
"Ya finishing memang harus diperbaiki lagi. Selain itu transisi menyerang ke bertahan begitu juga sebaliknya, masih sering terlambat," kata Indriyanto kepada  awak media Jumat 12 Juli 2019.
"Kami harus optimis karena pemain masih memiliki dua uji coba lagi. Hari selasa (16 Juli 2019) mungkin akan lawan Tira Persikabo U-16 atau Persija U-16. Hari kamis (18 Juli 2019) lawan Kabomania. Paling tidak, pemain mempunyai motivasi.
"Kami tim kepelatihan bakal berusaha memperbaiki segala kekurangan dalam dua laga uji coba itu, dan semoga pemain memanfaatkannya." jelasnya.
Apakah dengan kondisi yang ada
Timnas U-15 yang  berada di Grup A bersama Myanmar, Vietnam, Timor Leste, Singapura, dan Filipina, akan mampu menjadi salah satu wakil grup untuk masuk babak berikutnya?
Padahal fakta terdapat ratusan ribu talenta muda pesepak bola Indonesia, swharusnya, kondisi Timnas U-15 tidak boleh meragukan untuk turun dalam ajang internasional yang membawa nama bangsa.
Sayang kesertaan Timnas U-15 dalam ajang ini, PSSI justru tidak memberikan  target. PSSI hanya menjadikan Piala AFF U-15 ini sebagai ajang uji coba untuk persiapan Timnas U-16 sebelum tampil di kualifikasi Piala Asia U-16 2020 pada 14-22 September 2019.
Jadi bila benar, nanti Bima Sakti gagal dalam event ini, maka PSSI dari jauh hari sudah mengungkapkan alasannya. Kalau berhasil, akan mengelu-elukan, dan bilang, dijadikan uji coba saja bisa juara.
