Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk apa sembuhkan luka, bila hanya tuk cipta luka baru? (Supartono JW.15092016) supartonojw@yahoo.co.id instagram @supartono_jw @ssbsukmajayadepok twiter @supartono jw

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Cerdas dan Kendalikan Emosi, Kunci Timnas U-19 Singkirkan Vietnam

10 September 2017   02:32 Diperbarui: 10 September 2017   12:50 10396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: bolasport.com

Jelang menghadapi Vietnam di laga ketiga fase grup, timnas U-19 Garuda Nusantara bakal merasakan pertandingan yang sebenarnya di Piala AFF U-18 tahun 2017. Bekal kemenangan membekap tuan rumah Myanmar di laga pertama, tidak dapat dijadikan tolok ukur kekuatan tim besutan Indra Sjafri yang sebenarnya. Dalam laga itu, timnas masih mencolok memiliki beberapa kelemahan. Di antaranya, kekuatan pengusaan bola yang selama ini menjadi ciri permainan Egy dan kawan-kawan masih lemah. Selain itu, barisan pertahanan juga masih sangat sembrono menjaga daerah.

Terbukti Myanmar berhasil melesakkan gol ke Gawang Muhammad Riyandi dengan sangat mudah. Koordinasi pemain tengah dan belakang timnas sangat lemah dan tidak memiliki kecepatan transisi menghalau serangan lawan. Bahkan saat Myanmar melakukan serangan balik, Muhammad Riyandi langsung berhadapan dengan dua penyerang Myanmar yang bebas tanpa pengawalan pemain timnas. Kok bisa terjadi?

Dalam laga kedua, saat membungkam Filipina 9 gol tanpa balas, rasanya sama sekali tidak dapat dijadikan pijakan atas kehebatan timnas, karena Filipina adalah tim terlemah di grup ini, bahkan boleh dibilang, level dan kualitas timnas Filipina masih 1 kelas lebih di bawah kualitas Garuda Nusantara.

Filipina di laga pertama dikandaskan Brunei dengan skor 3-2. Namun, di laga kedua, Brunai berhasil dicukur Vietnam 8-1. Sementara di laga kedua, Vietnam hanya mampu membungkam Filipina 5-0. Nah, saat laga ketiga, Brunei juga dihempaskan Myanmar dengan 7 gol tanpa balas.

Dari hasil pertandingan tersebut, dengan hanya melihat perbandingan jumlah gol, mengindikasikan bahwa di grup B, Indonesia, Vietnam, dan Myanmar adalah tim yang selevel.

Keluar dari lubang jarum

Siapa yang bakal keluar dari lubang jarum menggenggam tiket semifinal dari grup ini? Senin, 11 September 2017, akan menjadi hari penentuan siapa dari tiga tim tersebut yang akan secara otomatis masuk semifinal? Garuda Nusantara yang akan meladeni Vietnam, jika berhasil membungkam tim asuhan Hoang Anh Tuan, meskipun dengan sebiji gol, maka garansi tiket semifinal sebagai juara grup B sudah dalam genggaman, karena secara logika, timnas yakin dapat mengangkangi Brunie di laga terakhir. Artinya, timnas dapat mengumpulkan poin sempurna 12 dari hasil membabat semua lawan.

Namun bila sebaliknya Vietnam yang mengandaskan Indonesia, lalu Vietnam juga menyingkirkan Myanmar di laga pamungkas, maka dipastikan Vietnam menghuni juara grup, dan Indonesia  menjadi runer-up dengan syarat mengalahkan Brunei.

Myanmar yang telah kehilangan poin saat takluk dari timnas, bila dalam dua laga sisa ternyata mampu menyingkirkan Filipina dan Vietnam, juga memiliki kans lolos ke fase semifinal, dengan catatan Indonesia dikalahkan Vietnam pada laga Senin mendatang.

Negeri Paman Ho maju pesat

Hari Senin, 11 September 2017, Stadion Thuwunna akan menjadi saksi peristiwa sejarah, apakah Garuda Nusantara akan kembali menundukan Vietnam. Di tahun 2013, Stadion Gelora Delta Sidoarjo, menjadi saksi kisah sukses timnas U-19 yang menyingkirkan Vietnam di final Piala AFF U-19 dengan adu pinalti setelah dalam babak reguler pertandingan berakhir 0-0. Lalu diperpanjangan waktu juga tetap dengan hasil kacamata. Namun di adu tos-tosan, Vietnam menyerah dengan 6-7. Evan Dimas dan kawan-kawan pun menggondol tropi.

Tahun 2013 bukanlah tahun 2017. Garuda Nusantara juga bukan Garuda Jaya. Sementara negeri Paham Ho, dalam beberapa tahun terkhir maju pesat dalam level sepakbola usai muda. Catatannya, terbaru, Vietnam berhasil lolos ke Piala Dunia U-20 tahun 2017 berkat keberhasilannya masuk semifinal Piala Asia U-19 tahun 2016. Dalam level U-22, Vietnam juga menggempur habis timnas U-22 pasukan Luis Milla dalam SEA Games Malaysia.

Dalam ajang Piala AFF U-18, Vietnam juga telah mengirimkan sinyal sebagai pesaing utama Indonesia menuju semifinal dengan kemenangan meyakinkan meladeni Brunei dan Filipina.

Kendati Vietnam maju pesat dalam sepakbola usia muda, bukan berarti timnas Garuda Nusantara harus minder saat meladeni tim Negeri Paman Ho ini. Kemenangan Indonesia atas Myanmar dan Filipina, lalu kemenangan Vietnam atas Brunei dan Filipina, tidak dapat dijadikan tolok ukur akan hasil pertandingan Senin nanti.

Yang pasti, pertandingan atara Vietnam versus Garuda Nusantara akan sarat gengsi dan bertensi tinggi. Siapa yang cerdas teknik, intelektual, personalitas, dan fisik, maka dialah pemenang pertandingan. Kuncinya, siapapun yang cerdas mental dan pandai memainkan emosi lawan, dialah yang akan mengambil keuntungan dan menang.

Partai Indonesia versus Vietnam, sejatinya bukan lagi perang teknik dan fisik, namun siapa yang dapat menerapkan strategi dan intrik, garansi poin 3 di tangan.

Ayo, Egy dan kawan-kawan, target meraih juara Piala AFF U-18 tahun 2017, jangan jadikan beban. Mengalir saja jalani pertandingan demi pertandingan, menang permainan dan gol demi menuju partai final.

Ingat ajang Toulon 2017

Untuk menyingkirkan Vietnam, Egy dan kawan-kawan harus mengingat kisah manis turnamen di Paris Perancis lalu. Menghadapi Brasil, Republik Ceska, dan Skotlandia yang notabene, satu atau dua level di atas timnas, kalian menunjukkan performa yang tidak mengecewakan. Mampu mengimbangi ketiga tim dengan lebel dunia itu dengan catatan mengesankan menang penguasaan bola. Permainan pe-pe-pa (pendek-pendek-panjang) ala Indra Sjafri menjadi andalan hingga panitia memberikan penghargaan bahwa Garuda Nusantara menjadi wakil terbaik Asia di ajang tersebut.

Gaya pe-pe-pa yang kental saat di Toulon, ternyata adalah bagian dari strategi menerpakan kecerdasan bermain dan mengendalikan emosi, karena sadar level teknik dan fisik lawan yang dihadapi jauh lebih meumpuni.

Gaya ini, ternyata belum dapat teraplikasi dengan baik di Piala AFF U-18 kali ini. Atau demi prestasi, tidak perlu lagi berpikir tentang gaya pe-pe-pa. Tidak penting permainan cantik, namun kalah dalam gol. Tetapi yang pasti, untuk meretas juara, maka disetiap pertandingan dibutuhkan gol dan gol, maka menang, namun tetap kendalikan kecerdasan dan emosi, itulah strategi terbaik di luar mengandalakan teknik dan fisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun