Mohon tunggu...
Supadilah
Supadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru di Indonesia

Seorang guru yang menyukai literasi. Suka membaca buku genre apapun. Menyukai dunia anak dan remaja. Penulis juga aktif menulis di blog pribadi www.supadilah.com dan www.aromabuku.com serta www.gurupembelajar.my.id Penulis dapat dihubungi di 081993963568 (nomor Gopay juga)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mental Guru Terganggu?

7 Juni 2023   05:56 Diperbarui: 7 Juni 2023   05:57 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru (sumber gambar: Canva Pendidikan)

Malam ini grup guru terlibat pada percakapan seru. ada tema yang tidak biasa. Apa itu?

Berasal dari laporan pusat kesehatan masyarakat atau PKM (dulunya puskesmas) yang mengatakan kesehatan mental guru bermasalah. Wah???

Beberapa bulan lalu petugas PKM datang. Mensurvei guru dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Cara mengisinya dengan mengeklik beberapa pilihan. Nggak lama mengisinya. Hanya sampai 5 menitan saja.

Ada belasan guru yang mengisi. Bukan sekolah yang mendatangkan petugas tapi mereka yang menawarkan. Untuk menghormati tawaran mereka maka sekolah bersedia sebagai objek survei.

Laporin itu menimbulkan pertanyaan. Apakah guru dikatakan memiliki gangguan kejiwaan? Seperti gila atau apa? Apakah punya penyakit mental?

Padahal secara kasat mata kami merasa baik-baik saja. Saya juga merasa tidak punya masalah kejiwaan.

"Buktinya masih bisa ketawa. Kalau ada cerita lucu masih ketawa," kata saya.

"kalau guru2 yg ibu2nya masih bisa haha hihi plus ghibah di perpus, tandanya masih sehat mental," kata teman.

"Tapi biasanya pak yg lebih haha hihi suka ada sesuatu dibaliknya," timpal yang lain.

"besok saya tandai deh, siapa ibu2 yg haha hihinya paling kenceng,"

Memang setiap orang punya beban hidup. Tapi kebahagiaan itu orangnyalah yang merasakan. Sehat atau tidak mentalnya pun dia yang merasakan. Saya sih enjoy saja dengan hasil survei itu. Kalau diri masih merasa sehat, ya abaikan saja survey yang hasilnya ditentukan juga oleh suasana hati saat mengisi, cuaca di ruangan itu, atau sedang diburu waktu atau tidak. Dan namanya survey pula pasti ada margin erornya.

Yang tidak kalah penting adalah terus menghadirkan kebahagiaan untuk diri sendiri. Kita sendirilah yang paling berkepentingan menjaga mental kita. Apalagi pekerjaan kita akan selalu ada di depannya. Yuk hadirkan kebahagiaan untuk diri kita.

Kesehatan mental bisa saja diperoleh dari refreshing, healing, atau liburan. Tapi itu tidak bertahan lama. Seperti halnya motivasi, itu berasal dari luar. Motivasi dari eksternal biasanya tidak bertahan lama.

Justru motivasi dari internal diri kitalah yang akan bertahan lama dan berdampak besar. Nah, di sinilah perlunya kemampuan memunculkan semangat atau kesehatan mental dari diri sendiri. Teruslah hadirkan kebahagiaan dengan cara diri kita sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun